Surabaya, CNN Indonesia —
ONE, siswa Sekolah Menengah Kristen Gloria 2 (SMAK) Surabaya yang diancam orang dewasa, Ivan Sugiant, diskors dari sekolah.
“EN dilarang sekolah selama tiga hari,” kata ibu EN, Ira Maria saat dikonfirmasi, Kamis (14/11).
Berdasarkan informasi yang diperoleh fun-eastern.com, EN telah diskors oleh sekolahnya melalui surat peringatan 1 nomor: 573/SMAKG2/S.6/XI/24.
Dalam surat tersebut disebutkan EN diduga melanggar aturan. Ia pun mendapat skorsing selama tiga hari, yakni 12 November 2024 hingga 15 November 2024.
“[A] melanggar tata tertib sekolah yaitu memberikan nama yang tidak pantas kepada siswa sekolah lain. Tindakan tersebut bertentangan dengan nilai sopan santun dan menghargai orang lain yang selalu dianut di SMA Kristen Gloria 2 Surabaya,” surat itu terbaca. sekolah.
Berdasarkan keputusan rapat Dewan Pedagogi diputuskan bahwa siswa tersebut dikenakan sanksi: 1. teguran dengan tindakan disiplin berupa skorsing selama 3 hari, berlaku mulai Selasa tanggal 12 November 2024 sampai dengan Kamis tanggal 14 November 2024 dan berulang-ulang. – diperkenalkan Jumat 15 November 2024 “Dalam masa skorsing, mahasiswa kehilangan hak akademiknya, dan jika terulang kembali akan mendapat skorsing yang lebih berat,” lanjut surat itu.
Sementara itu, Humas SMA Kristen Gloria 2 Robbie Dharmawa enggan berkomentar mengenai skorsing EN. Mereka menyerahkannya kepada perwakilan hukumnya.
“Kami mohon maaf sebesar-besarnya, kami diwakili kuasa hukumnya. Anda dapat menghubungi langsung Bapak Sudiman Sidabuke selaku kuasa hukum SMA Gloria 2. Terima kasih, kata Robbie
Ira mengatakan, anaknya saat ini mengalami trauma. Padahal, kata dia, persoalan ini bermula dari gurauan EN yang menyebut rambut anak Ivan Sujiant, yakni EL, mirip anjing pudel.
“Semua berawal dari candaan antara EN dan teman-temannya yang mengatakan bahwa EL itu lucu, rambutnya seperti pudel dan itu hanya terjadi antar teman. Tidak ada saling sindir atau EN langsung diucapkan oleh anjingnya,” kata Ira.
Ira mengatakan, EN juga sudah meminta maaf kepada EL. Namun, E.L. memaksa sang anak untuk menulis pernyataan tertulis dan meminta maaf melalui video.
Hingga akhirnya ayah EL, Ivan Sugianto datang ke sekolah EN bersama rombongan. Dan aksi intimidasi pun terjadi. Ivan membuat SATU busur dan menggonggong.
“Sekarang [EN] tidak takut apa pun, bahkan ketika dia pergi, dia selalu mencari saya. Bahkan ketika saya minta dibukakan pintu, dia memotret bahwa itu benar-benar ayah dan ibunya,” ujarnya.
Keributan di SMAK Gloria 2 Surabaya, Jawa Timur viral di media sosial. Dalam video yang beredar, terlihat seorang pria dewasa terlihat mengintimidasi seorang pelajar atau anak di bawah umur. Dia bahkan membuat anak itu membungkuk dan menggonggong.
Salah satu petugas keamanan SMAK Gloria 2, Kaslan mengatakan, kejadian tersebut terjadi pada Senin (21/10) sore saat para siswa sedang dalam perjalanan pulang sekolah.
Kejadiannya sekitar pukul 16.00 WIB sepulang sekolah, kata Caslan, Selasa (12/11).
Seorang pria dewasa bernama Ivan Sugianto tiba di SMA Kristen Gloria 2 bersama rombongan. Mereka mencari lokasi mahasiswa berinisial E.N.
Ivan diduga membantah EN mengolok-olok putranya, EL, yang bersekolah di SMA Sita Hati Surabaya, saat ia sedang bermain basket di sebuah mall di Surabaya.
“Saling meledek di lapangan, lalu [melaksanakannya] di media sosial,” ujarnya.
Pada saat itu, I.V. dan membuatnya meminta maaf dengan membungkuk dan menggonggong. Sejumlah guru, satpam, bahkan Bhabinkamtibmas setempat berusaha menengahi.
Akibat keributan tersebut, SMA Kristen Gloria 2 melalui salah satu gurunya membawa kejadian tersebut ke pengadilan pada Kamis (28/10). Laporan telah diterima dan didaftarkan dengan nomor: LP/B/1103/XI/2024/SPKT POLESTABES SURABAYA/POLDA JAWA TIMUR. (frd/wis)