Jakarta, CNN Indonesia —
Badan Keamanan Laut (Bakamla) Indonesia akan berangkat ke Tiongkok untuk bertemu dengan penjaga pantai negara itu bulan depan menyusul situasi yang memburuk di dekat Natuna utara.
Ketua Bakamla RI Laksamana Madya TNI Irvansyah mengumumkan rencana kunjungan rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin (11/11).
“Kami punya rencana di awal bulan depan untuk berangkat ke penjaga pantai di China. Kami menyadari bahwa masalah ini tidak bisa diselesaikan jika kami melangkah lebih jauh,” kata Irvansyah dalam pertemuan tersebut.
Dijelaskannya, komunikasi dan dialog penting untuk menjaga keamanan kedaulatan masing-masing.
Kita harus bertemu, ngobrol. Kita harus tahu apa yang ada di hati masing-masing, tambah Irvansyah.
Ketua Bakamla berharap pertemuan tersebut dapat membantu mempererat hubungan antar penjaga pantai dan berdampak pada perkembangan hubungan Indonesia dan China.
Ia juga berharap penguatan hubungan kedua negara akan memungkinkan Tiongkok dan ASEAN untuk sama-sama berkontribusi dalam menjaga perdamaian di Laut Cina Selatan.
Indonesia adalah anggota ASEAN. Perbatasan laut negara ini bersinggungan dengan Laut Cina Selatan.
“Dengan adanya komunikasi, semoga kita dapat mendukung program pemerintah agar Tiongkok dan ASEAN tetap damai, tenteram, dan aman di Laut Cina Selatan,” kata Irvansyah.
Rencana pertemuan Bakamla RI dengan Penjaga Pantai China itu terjadi usai Presiden Prabowo Subianto berkunjung ke Negeri Tirai Bambu pada pekan lalu.
Dalam kunjungan itu, ia bertemu dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping di Beijing. Mereka sepakat untuk memperkuat kerja sama, termasuk di bidang maritim dan keamanan.
Pertemuan yang dijadwalkan juga terjadi setelah Natuna Utara menjadi sorotan pada akhir Oktober tahun lalu.
Kapal Penjaga Pantai China-5402 (CCG-5402) beberapa kali terdeteksi memasuki wilayah hukum Indonesia di Laut Natuna bagian utara.
Hanya pada tanggal 21 Oktober, 24 Oktober dan 25 Oktober
Kapal Tiongkok tersebut mengaku sedang berpatroli di wilayah hukumnya sendiri. Namun mereka terus mendekati kawasan Laut Natuna bagian utara.
Melihat kembalinya kapal Tiongkok, Bakamla mengambil tindakan. Mereka mendekat dan mencoba mengusir kapal-kapal itu.
Sejumlah negara ASEAN juga kerap berselisih dengan Tiongkok terkait klaim sepihak mereka atas LCS.
Tak hanya itu, Tiongkok kerap terlihat melakukan tindakan provokatif di perairan tersebut. (seseorang)