Jakarta, CNN Indonesia —
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk melalui BRI Peduli memberikan pelatihan dan pendampingan sertifikasi halal kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar mampu bersaing di pasar, termasuk pasar global.
Sebagai payung program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), BRI Peduli memberikan pelatihan dan bantuan sertifikasi halal kepada 77 UMKM dari 14 provinsi Indonesia. Sebanyak 1502 produk/menu telah berhasil memperoleh sertifikat halal dari program BRI Peduli.
Wakil Direktur Utama BRI Katur Budi Harto mengatakan BRI akan terus berperan dalam mendampingi pelaku UMKM melalui kegiatan pelatihan dan pemberian sertifikasi halal yang diharapkan dapat mendongkrak daya saing UMKM di pasar.
“Tujuannya agar kualitas tetap terjaga, pasar menjadi lebih terbuka, sehingga bisa naik kelas dan mengakses pasar yang lebih besar. Pelaku UMKM juga bisa memberikan kepercayaan kepada konsumen yang produk usahanya terjamin halal. “, kata Catur.
Program ini sendiri sesuai dengan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (JPH) yang mewajibkan setiap pelaku usaha di Indonesia memiliki sertifikasi halal. Undang-undang ini menegaskan bahwa setiap produk yang masuk, beredar dan diperdagangkan di wilayah Indonesia harus bersertifikat halal.
BRI sendiri mulai meluncurkan program bantuan sertifikasi halal pada tahun 2021 dan melibatkan ratusan pelaku UMKM di berbagai wilayah Indonesia.
“Sertifikasi halal bagi UMKM binaan BRI merupakan bagian dari tujuan Kementerian BUMN yaitu memberikan 5 ribu sertifikat halal untuk dua sektor yaitu pangan dan kesehatan,” kata Katur.
Salah satu UMKM penerima bantuan adalah Petrus Kinyo, 58, pemilik UMKM Tarusan Rumah Rendang dan Bua Mera Oil asal Kota Timika, Papua Tengah. Tarusan Ruma Rendang merupakan rumah makan khas Minang yang khusus menjual aneka masakan Rendang.
Menurut Petrus, usaha yang dirintis pada Juni 2022 ini berkembang pesat sejak mendapat sertifikasi halal. Setelah itu, Petrus pun mengembangkan bisnis minyak buah merah yang ampuh mengobati berbagai jenis penyakit yang ia dirikan pada tahun 2019.
“Dengan adanya sertifikat halal ini nasabah saya merasa nyaman. Kami merasa tenang dan percaya diri dalam melakukan promosi dan penjualan. Selain itu, kepercayaan pasar semakin meningkat, jangkauan pasar semakin luas. Terima kasih banyak kepada BRI yang telah membantu kami dalam hal ini. perjalanan bisnis kita,” ujarnya.
Hal senada juga dirasakan Vanessa, 29, perajin teh UMKM Indonesia bernama Senda Tea asal Tangerang, Banten.
Nama Teh Senda diambil dari kata “senda tawa” dan “senda gurau” yang artinya tertawa dan bersenang-senang. Dipelopori pada tahun 2020, produk teh ini memiliki keunggulan karena sebagian besar menggunakan bahan-bahan lokal Indonesia yang dikemas dengan tangan sehingga lebih modern.
Berkat sertifikat halal, produk Teh Senda masuk ke level pelanggan Merek Nasional dan mampu masuk ke restoran dan kafe bersertifikat halal. Tentu kami sangat berterima kasih kepada BRI. EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2023,” kata Vanessa.
Dalam pelaksanaan program tersebut BRI bekerjasama dengan Lembaga Penelitian BRI dan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) MUI. Melalui berbagai proses, antara lain pendampingan BRI bersama berbagai pihak, serta kelas tutorial teknis sertifikasi halal pada Juli 2024, peserta kemudian mengikuti audit sertifikasi halal di lapangan, sebelum akhirnya mendapatkan sertifikasi halal.
(rea/rir)