Jakarta, CNN Indonesia –
Korea Selatan akan meluncurkan satelit mata-mata ketiga pada bulan Desember mendatang untuk memantau aktivitas Korea Utara.
Seorang pejabat senior keamanan pertahanan nasional Korea Selatan mengatakan satelit tersebut akan memainkan peran penting dalam serangan pendahuluan terhadap fasilitas nuklir dan rudal Korea Utara.
Lebih lanjut, pejabat tersebut menjelaskan bahwa satelit tersebut akan menentukan lokasi komando utama dan pangkalan militer Korea Utara.
“Penambahan satu satelit lagi akan memperkuat kemampuan intelijen, pengawasan, dan pengintaian independen militer kita,” kata pejabat itu, seperti dikutip Korea Herald, Senin (18/11).
Militer Korea Selatan mengatakan satelit pelacak akan diluncurkan ke orbit menggunakan roket Falcon 9 buatan Space
Satelit tersebut rencananya akan diluncurkan dari Pangkalan Angkatan Luar Angkasa Vandenberg di California.
Pangkalan Angkatan Luar Angkasa Vandenberg merupakan tempat pertama militer Korea Selatan meluncurkan satelit pengintai ke luar angkasa pada Desember lalu.
Mereka juga menyatakan bahwa satelit ini dapat beroperasi di segala kondisi cuaca dengan menggunakan kemampuan radar aperture sintetis.
Satelit kedua diluncurkan dari Stasiun Angkatan Luar Angkasa Cape Canaveral di Florida.
Rencana peluncuran satelit tersebut dilakukan di saat hubungan Korea Selatan dan Korea Utara sedang memanas.
Pada November 2023, Korea Utara meluncurkan satelit pengintaian militer pertamanya, Malligyong 1, ke orbit untuk melakukan pengawasan di sekitar perbatasan.
Menanggapi tindakan tersebut, Korea Selatan kemudian menangguhkan perjanjian militer antar Korea.
Mei lalu, Korea Utara juga meluncurkan satelit kedua, namun gagal karena meledak di udara tak lama setelah diluncurkan. Militer Korea Selatan menemukan puing-puing untuk dianalisis. (isa/tsa)