Jakarta, CNN Indonesia —
Rusia melancarkan serangan udara terbesarnya di Ukraina dalam tiga bulan dengan 120 rudal dan 90 drone pada Minggu (17/11) waktu setempat.
Serangan massal Rusia menewaskan tujuh orang dan merusak sistem energi Ukraina secara serius, lapor Reuters.
Pada saat serangan terjadi, sistem pertahanan udara Ukraina terdengar melindungi drone Rusia di langit ibu kota, Kyiv.
Selama serangan roket tersebut, serangkaian ledakan dahsyat juga terjadi di pusat kota, membuat warga berlindung di stasiun kereta bawah tanah.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan: “Target musuh (Rusia) adalah infrastruktur energi kami di seluruh wilayah Ukraina.”
Kementerian Pertahanan Rusia membenarkan serangan tersebut dan mengatakan bahwa serangan tersebut menargetkan fasilitas energi yang memasok kompleks industri militer Ukraina.
Sementara itu, Angkatan Udara Ukraina menyatakan telah menghancurkan 104 dari 120 rudal yang ditembakkan Rusia dan menembak jatuh 42 drone. 41 drone lainnya menghilang dari radar.
Sedangkan korban meninggal berasal dari wilayah Lviv, Mykolaiv, Odesa, dan Dnipropetrovsk.
Rusia terakhir kali melancarkan serangan besar terhadap Kiev pada 26 Agustus, menggunakan 200 drone dan rudal terhadap sasaran di seluruh Ukraina.
“Sistem energi Ukraina, termasuk pembangkit listrik DTEK, rusak parah. Serangan ini menunjukkan bahwa Ukraina membutuhkan sistem pertahanan udara tambahan dari sekutu kami,” kata Maxim Timchenko, CEO perusahaan energi swasta Ukraina.
Setelah serangan itu, pihak berwenang Ukraina mengkonfirmasi kerusakan “infrastruktur signifikan” dan pemadaman listrik di wilayah Volyn, Rovno, Lviv, Dnipropetrovsk dan Zaporizhia. (DNA/DNA)