
Jakarta, CNN Indonesia —
Mengatasi kanker payudara merupakan tantangan besar, namun risikonya sering kali tetap ada bahkan setelah pengobatan selesai. Cedera lain yang dapat terjadi adalah limfedema, yaitu pembengkakan pada bagian tubuh tertentu seperti tangan.
Kondisi ini terjadi akibat terhambatnya aliran getah bening akibat kerusakan atau pengangkatan kelenjar getah bening saat operasi atau radioterapi. Akibatnya, cairan getah bening menumpuk dan menyebabkan pembengkakan.
Dokter Spesialis Bedah Onkologi RS Mayapada Jakarta Selatan, dr. Bayu Brahma, SpB(K)Onk mengatakan, limfedema merupakan salah satu komplikasi yang mungkin dialami pasien pasca pengobatan kanker payudara.
Namun bisa juga terjadi karena obesitas atau penambahan berat badan setelah operasi, dan cedera anggota tubuh, ujarnya.
Dijelaskannya, gejala limfedema pertama kali akan terasa saat organ atau jaringan sedang dirawat, seperti sering terjadi pembengkakan pada lengan, rasa berat dan nyeri pada lengan, kulit kasar, mati rasa atau kesemutan, tangan lelah. mudah mengerasnya kulit (fibrosis kulit).
Bila gejala tersebut muncul, pasien harus segera berkonsultasi dengan dokter spesialis onkologi agar pengobatan dapat dilakukan dengan cepat untuk mencegah memburuknya gejala. “Kondisi limfedema ini dapat didiskusikan dengan Pusat Onkologi Mayapada Hospital yang menawarkan layanan komprehensif untuk pengobatan tumor, kanker termasuk kasus limfedema yang dapat ditangani dengan teknologi kedokteran terkini,” ujarnya.
Lebih dari Dr. Bayu menjelaskan, meski bukan kondisi yang mengancam jiwa, limfedema bisa berdampak serius pada kehidupan seseorang. Misalnya saja mempengaruhi penampilan tubuh dengan membuat tangan membengkak, mempengaruhi pekerjaan manual dan mengganggu aktivitas sehari-hari, menurunkan kemampuan sel untuk menyembuhkan dan menyebabkan nyeri kronis, bahkan menyebabkan selulitis, infeksi kulit yang memerlukan antibiotik. dan mungkin rawat inap.
Dalam beberapa kasus, pengobatan konvensional seperti fisioterapi dan penggunaan penyangga lengan tidak berhasil, sehingga limfedema dapat diobati dengan prosedur pembedahan seperti anastomosis vena limfatik (LVA).
LVA adalah prosedur bedah mikro yang menghubungkan beberapa pembuluh limfatik yang sehat (anastomosis) ke arteri kecil di dekatnya. Cara ini termasuk dalam layanan terbaru Pusat Onkologi RS Mayapada yang dilakukan oleh dokter onkologi muda berpengalaman.
“Operasi LVA bertujuan untuk menciptakan jalan baru (bypass) agar cairan getah bening yang terkumpul dapat dikembalikan ke sistem peredaran darah, sehingga peradangan dapat berkurang,” ujarnya.
“Operasi ini bisa dilakukan bersamaan dengan pengangkatan tumor/kanker payudara dan pengangkatan kelenjar getah bening, dan bisa dilakukan jika kelenjar getah bening yang diangkat cukup untuk mencegah penyebaran kanker, atau bisa juga dilakukan di kemudian hari. setelah terjadi limfedema parah,” imbuhnya.
LVA sendiri dapat dilakukan dengan dukungan teknologi medis terkini Kinevo 900 untuk prosedur bedah mikro. Kinevo 900 adalah mikroskop bedah dengan penglihatan robotik yang menggabungkan teknologi penglihatan optik dan digital. Mikroskop ini mendukung pengoperasian dokter bedah ketika melakukan operasi yang melibatkan pembuluh darah, getah bening, dan saraf, termasuk operasi LVA dan operasi tumor atau kanker.
Pengobatan kasus limfedema terkini dapat dilakukan di Pusat Onkologi RS Mayapada dengan teknologi kedokteran terkini yang mendukung berbagai prosedur berisiko tinggi seperti LVA dan Transplantasi Getah Bening. Pusat Onkologi Mayapada Hospital juga didukung oleh tim komprehensif yang terdiri dari dokter multidisiplin yang berspesialisasi dalam pengobatan kanker dan kelainan darah.
Pusat Onkologi Mayapada Hospital memiliki pelayanan yang lengkap hingga pengobatan pasca kanker termasuk kasus limfedema, dimana setiap langkah perawatan pasien akan didampingi oleh tim navigator pasien yang berpengalaman dalam memandu proses perawatan pasien.
Layanan Pusat Onkologi Mayapada Hospital juga mematuhi standar protokol internasional yang ketat dan memiliki Dewan Tumor untuk memastikan rencana perawatan yang tepat.
Konsultasi dan pemeriksaan gejala limfedema dan gejala kanker bersama tim dokter Pusat Onkologi Mayapada Hospital dapat dilakukan melalui aplikasi MyCare Mayapada Hospital. Dengan MyCare, pasien dapat melihat jadwal praktik dokter dengan satu tangan dan menjadwalkan janji temu dengan cepat dan mudah.
Selain itu, MyCare memudahkan pasien mendapatkan nomor antrian terlebih dahulu dengan layanan yang lebih cepat karena MyCare terhubung dengan metode pembayaran yang berbeda.
Berbagai jenis penanganan kasus dan informasi detail mengenai layanan Pusat Onkologi Mayapada Hospital dapat ditemukan melalui berbagai artikel kesehatan di MyCare. MyCare dapat diunduh dari Google Play Store dan App Store dengan memanfaatkan poin reward yang dapat Anda tukarkan dengan diskon harga layanan. (ori/ori)