Jakarta, CNN Indonesia —
Hujan merupakan fenomena alam yang ditandai dengan turunnya air dari atmosfer. Air hujan yang jatuh ke tanah kemudian dialirkan ke sungai dan danau, dan sebagian lagi mengalir ke dalam tanah.
Tahukah Anda apa saja jenis-jenis hujan dan bagaimana terjadinya? Baca penjelasannya.
Hujan sangat bermanfaat bagi kehidupan makhluk hidup di bumi. Air hujan dimanfaatkan sebagai sumber daya alam untuk berbagai keperluan, mulai dari pertanian, peternakan, pembangkit listrik, pemenuhan kebutuhan air industri hingga kelangsungan organisme hidup.
Tak hanya itu, air hujan yang akhirnya mengalir ke laut juga mempunyai peranan penting dalam kehidupan, sebagai sumber makanan, biota laut dan lain-lain.
Banyaknya curah hujan yang turun pada suatu tempat atau curah hujan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti suhu, cuaca, kelembaban, tekanan udara dan keadaan bumi.
Alat untuk mengukur curah hujan disebut fluviometer atau ombrometer dengan satuan pengukuran menggunakan milimeter (mm).
Diambil dari Modul X Geografi Kemendikbud (2020), terdapat tiga jenis hujan berdasarkan proses terjadinya. Ketiga jenis hujan tersebut adalah hujan orografis, hujan zenithal, dan hujan frontal. Berikut penjelasannya.1. hujan orografis
Hujan orografis atau hujan gunung adalah hujan yang terjadi akibat pergerakan uap udara yang didorong oleh lereng gunung (salju).
Hingga ketinggian tertentu, ketika kelembapan udara mencapai 100 persen, terbentuklah awan. Pertemuan awan yang lebih kuat mengakibatkan hujan.2. hujan Zenit
Hujan zenithal atau hujan konvektif adalah hujan yang terjadi akibat panas matahari di daerah khatulistiwa sehingga menyebabkan udara yang banyak uapnya naik secara vertikal (konveksi).
Ketika massa udara naik pada ketinggian tertentu turun suhunya, kondensasi dan awan terbentuk. Kemudian awan yang berkumpul itu turun seperti hujan lebat.
Hujan jenis ini biasanya terjadi di daerah lesu (antara 10°LU-10°LS) atau di sekitar garis khatulistiwa yang berudara hangat dan sedikit angin.3. Sebelum hujan
Hujan frontal merupakan jenis hujan yang terjadi akibat pertemuan udara hangat yang mengandung air dengan udara dingin di depannya.
Akibat pertemuan udara pada suhu yang berbeda ini, terjadi kondensasi pada bidang depan dan terbentuklah awan badai siklon, yang jatuh sebagai hujan di bagian depan.
Hujan jenis ini terjadi pada wilayah yang luas (antara 35°LU-65°LU dan 35°LS-65°LS) akibat tumbukan udara hangat (angin dari barat) dan massa angin kutub (angin dari barat). timur).
Berikut cuplikan dari saku Klimatologi Cuaca dan Cuaca Kita, Seri Iklim untuk Anak dan Remaja oleh BMKG, Proses terjadinya hujan yang terbagi dalam 3 tahap. Proses penguapan
Proses pengendapan diawali dengan proses penguapan. Dalam proses ini, panas matahari menaikkan suhu air di bumi, seperti lautan, sungai, dan danau.
Pada suhu tertentu, air berubah menjadi uap air yang menguap ke udara dan mencapai langit.2. Proses kondensasi
Setelah proses evaporasi, langkah selanjutnya adalah kondensasi. Kondensasi adalah fenomena yang menyebabkan uap air mengembun. Hal ini terjadi karena suhu di sekitar uap air lebih rendah dibandingkan titik embun.
Suhu embun akan meningkat dan akan ada lebih banyak embun. Embun akan berkurang dan kemudian menjadi awan berair.
Awan tersebut akan terbawa angin menuju daerah yang tekanan udaranya lebih rendah dan berkumpul bersama awan lainnya.3. Proses curah hujan
Tahap terakhir dari hujan adalah presipitasi. Awan yang terakumulasi lama kelamaan akan menjadi awan kelabu besar. Semakin gelap warnanya, semakin banyak air yang dikandungnya.
Jika terlalu deras, awan tidak mampu lagi menampung air dan tetesan air jatuh ke tanah sebagai hujan. Proses presipitasi mengacu pada mencairnya awan menjadi air hujan.
Inilah jenis dan pola hujan. Selamat bersenang-senang. (Minggu/Februari)