Jakarta, CNN Indonesia —
Rusia disebut-sebut akan terus menyerang Ukraina setelah penyerahan rudal ATACMS dari AS.
Militer Ukraina menyebut Rusia menyerang kota Dnipro dengan rudal balistik antarbenua (ICBM) pada Kamis pagi (21/11) waktu setempat.
Menurut CNN, dalam pernyataan resmi Angkatan Udara Ukraina, “sebuah rudal balistik antarbenua diluncurkan dari wilayah Astrakhan di Federasi Rusia.”
Namun, Angkatan Udara Ukraina tidak menyebutkan secara pasti jenis rudal apa yang digunakan Rusia untuk menyerang kota Dnipro.
Selain penggunaan rudal balistik antarbenua, Angkatan Udara Ukraina menjelaskan Rusia juga menggunakan rudal jarak pendek Kh-47M2 Kinzhal.
Mereka menyebut rudal ini diluncurkan Rusia bersama tujuh rudal jarak pendek lainnya di kota Dnipro.
Untungnya, tembakan tersebut tidak menimbulkan banyak kerusakan di sekitar area yang menjadi sasarannya.
Angkatan Udara Ukraina juga mengatakan bahwa mereka berhasil menembak jatuh ketujuh rudal tersebut.
“Rudal lainnya tidak menimbulkan konsekuensi serius,” tambah pernyataan resmi Angkatan Udara Ukraina.
Serangan rudal yang dilakukan Rusia ini terjadi di saat ketegangan konflik dengan Ukraina sedang meningkat. Karena kini Kiev dan Moskow akan saling bergabung.
Sebelumnya diberitakan untuk pertama kalinya pada Rabu (20/11) Ukraina meluncurkan rudal “Shadow Typhoon” yang ditawarkan Inggris ke wilayah Rusia.
Beberapa media Inggris menulis bahwa Ukraina berani menggunakan rudal Inggris dalam perangnya melawan Rusia setelah mendapat lampu hijau dari London.
Sebelumnya, Ukraina juga menyerang Rusia pada Selasa (19/11) waktu setempat.
Rusia juga membenarkan serangan tersebut dalam pernyataan Kementerian Pertahanan (Kemhan) di hari yang sama.
Kementerian Pertahanan Rusia menyebutkan, pasukan Ukraina menyerang sebuah pangkalan di wilayah Bryansk menggunakan enam rudal ATAKMS buatan Amerika Serikat. (gas/tangki)