Jakarta, CNN Indonesia –
Krisis pangan global menjadi ancaman serius bagi banyak negara, termasuk Indonesia. Perubahan iklim, konflik geopolitik, dan gangguan pada rantai pasokan global telah menyebabkan kenaikan harga pangan dan kelangkaan pangan di berbagai wilayah di dunia.
Menyikapi situasi tersebut, pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi) telah mengambil langkah-langkah strategis untuk menjamin ketahanan pangan nasional melalui konsep swasembada pangan.
Pemerintah telah mencanangkan beberapa program unggulan dalam upaya mencapai swasembada pangan. Salah satunya adalah pengembangan food estate yang bertujuan untuk menjadi pusat produksi pangan yang tersebar di beberapa wilayah.
Selanjutnya, pemerintah fokus pada pengembangan infrastruktur pertanian, rehabilitasi jaringan irigasi, pompa untuk mengatasi kekeringan, dan pemberian pupuk bersubsidi kepada petani.
Diakui Jokowi dalam beberapa kesempatan, upaya mengembangkan khasiat pangan bukanlah hal yang mudah dan membutuhkan proses serta waktu yang panjang untuk mencapai hasil yang optimal.
Namun, Jokowi optimistis dengan pendekatan kolaboratif, proyek tersebut akan terus berkembang. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Pertanian, dan Kementerian Pertahanan juga terlibat dalam pengembangan food park tersebut untuk menyukseskan program tersebut.
Menteri Pertanian Andy Amran Sulaiman mengatakan, banyak pertanian pangan yang berkembang di berbagai daerah telah menunjukkan hasil positif.
Misalnya, food estate di Temanggung dan Wonosobo di Jawa Tengah mencakup produksi sayuran seluas 907 hektar. Jagung juga ditebang dari lahan seluas 500 hektare di Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Pertanian pangan di Gunung Mas berhasil memanen 10 hektar jagung dan tiga hektar singkong seiring dengan keberhasilan panen pertanian pangan tersebut. Kami sedang memantau perkembangan lahan-lahan tersebut,” kata Amaran, Senin (22/1).
Komitmen pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan juga tercermin dari alokasi dana yang cukup besar. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024, Jokowi mengalokasikan Rp108,8 miliar untuk mendukung berbagai program ketahanan pangan nasional.
Dana tersebut akan fokus pada peningkatan ketersediaan dan ketersediaan biji-bijian pangan serta stabilisasi harga biji-bijian pangan di pasar. Selain itu, dana tersebut juga akan digunakan untuk memperkuat institusi pertanian, memberikan dukungan keuangan dan melindungi agrobisnis.
Langkah strategis lainnya adalah mempercepat pembangunan dan rehabilitasi infrastruktur pangan seperti irigasi dan bendungan. Infrastruktur ini sangat penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian di seluruh Indonesia.
Terkait hal tersebut, Jokowi juga menyoroti pentingnya rehabilitasi jaringan irigasi yang telah dilakukan secara besar-besaran di hampir seluruh wilayah Indonesia.
Jaringan irigasi tersebar di seluruh tanah air untuk menjamin ketersediaan air bagi sawah dan petani untuk meningkatkan produktivitas pertanian kita, katanya seperti dikutip Detikcom, Rabu (27/3).
Selain itu, program pembangunan bendungan juga sedang dilakukan sebagai bagian dari upaya bantuan irigasi. Sejak awal masa jabatannya, Jokowi telah merampungkan pembangunan 53 dari 61 bendungan yang direncanakan.
Bendungan-bendungan tersebut, seperti Bendungan Sepaku Semoi, Bendungan Ameroro, dan Bendungan Louvikaris, merupakan infrastruktur penting untuk menjaga ketersediaan air di lahan pertanian.
Selain rehabilitasi irigasi dan pembangunan bendungan, program pemompaan merupakan solusi cepat mengatasi kekeringan berkepanjangan akibat perubahan iklim. Program ini memberikan kemudahan akses air bagi petani khususnya di lahan tadah hujan.
Makanya kemarin awal tahun kita refocusing anggaran agar cepat menyalurkan bantuan yang dipompa ke daerah-daerah,” kata Amran di Kantor Kementerian Pertanian, Kamis. (19/20).
Pada bulan September 2024, program pemompaan mengairi lebih dari 10 lakh hektar lahan tadah hujan, mencapai 91,99% dari target yang ditetapkan.
Kerja kerasnya akhirnya membuahkan hasil. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan terjadi peningkatan produksi padi nasional yang signifikan pada periode Agustus hingga Oktober 2024.
Produksi beras mencapai 2,84 juta ton pada bulan Agustus. Angka tersebut meningkat menjadi 2,87 juta ton pada bulan September dan diperkirakan mencapai 2,59 juta ton pada bulan Oktober. Jika perkiraan ini benar, maka hasil bulan Oktober tahun ini akan menjadi yang tertinggi dalam enam tahun terakhir.
Tidak berhenti sampai disitu, program lainnya antara lain subsidi pupuk, bantuan benih, bantuan alat pertanian berupa traktor tangan kepada petani. Jokowi menambah kuota pupuk bersubsidi menjadi 9,5 juta ton pada tahun 2023 dari sebelumnya 4,7 ton. Petani merasakan dampaknya
Para petani mengapresiasi langkah Jokowi. Sebab, bantuan pemerintah mulai dari pompa air, pompa air, benih, subsidi pupuk untuk pengairan sawah sangat membantu mereka ketika menghadapi berbagai kendala khususnya terkait pengairan lahan musim kemarau.
Salah satu petani yang merasakan dampak positif dari program pemerintah ini adalah Isal, seorang petani asal Desa Jaling, Kecamatan Awangpon, Kabupaten Bon, Sulawesi Selatan.
Isal, yang bertani padi di dataran tinggi, mengatakan, sebelum pompa air tersedia, ia bisa bercocok tanam saat musim hujan tiba. “Sawah saya berada di dataran tinggi, jadi kami hanya bisa menanam saat hujan. , “Kita hanya bisa berharap pada alam,” kata Isal saat diwawancarai Jokowi, Kamis (7/4).
Berkat bantuan pompa air, keadaan berubah. Isal kini bisa bertani dengan lebih fleksibel tanpa bergantung sepenuhnya pada hujan.
Petani lain di kawasan itu, Andy Mus Mulyadi, juga mengalami hal serupa. Andy mengamini pompa irigasi sangat bermanfaat mengatasi kelangkaan air di musim kemarau.
Jika dulu petani hanya bisa menanam setahun sekali tanpa pompa, namun dengan bantuan pompa irigasi, mereka bisa menanam tiga kali dalam setahun.
“Dulu, kalau tidak ada pompa, kami hanya bisa menanam setahun sekali. Tapi sekarang alhamdulillah bisa tanam tiga kali dan hasilnya bagus sekali,” antusias Andy.
Lebih lanjut Andy menjelaskan, pompa air dan penggunaan pupuk organik telah meningkatkan produksi secara signifikan.
“Panen kami meningkat hampir satu ton dibandingkan sebelumnya. Dengan pompa dan pupuk organik, hasilnya lebih optimal dan merata,” imbuhnya.
Alhamdulillah, kami sangat bersyukur Presiden bisa datang langsung ke sini. Kami mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya atas bantuannya, kata Andy Foundation kepada Prabowo-Gibran.
Keberhasilan program ketahanan pangan ini juga akan menjadi landasan kokoh bagi pemerintahan selanjutnya. Dimana Presiden Prabowo Subianto bertekad menjadikan Indonesia negara swasembada pangan dalam 4-5 tahun ke depan.
Prabowo mengaku mengambil keputusan ini bukan sembarangan, melainkan mempertimbangkan beberapa faktor. Karena melibatkan banyak ahli.
“Kita harus bisa memproduksi dan memenuhi kebutuhan pangan seluruh masyarakat Indonesia. Saya belajar dengan para ahli yang membantu saya. Saya yakin dalam waktu 4-5 tahun kita akan swasembada pangan. Bahkan, kita siap untuk mencapai swasembada pangan. menjadi keranjang pangan dunia,” kata Prabowo dalam pidato pertamanya di Gedung DPR/MPR usai dilantik sebagai presiden, Minggu (20/10).
“Saudara-saudara, saya nyatakan Indonesia harus swasembada pangan biji-bijian dalam waktu sesingkat-singkatnya. Kita tidak boleh bergantung pada pangan dari luar negeri,” ujarnya.
Meski demikian, Amran yang kembali menjabat Menteri Pertanian yakin cita-cita Prabowo mencapai swasembada pangan bisa tercapai dalam waktu empat tahun. Sebab, Indonesia sudah melakukan hal tersebut di bawah Presiden Jokowi. Padahal, kata Amaran, pencapaian tersebut telah diakui oleh Organisasi Pangan Dunia (FAO).
Targetnya empat tahun, sebelum kita mencapai swasembada empat kali, kita dianugerahi Agriculture Medal,” kata Amaran di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (23/10).
Amran mengaku punya pengalaman menjabat Menteri Pertanian. Ia menjabat dua kali, yakni pada awal dan akhir pemerintahan Jokowi.
Menurut dia, banyak program pemerintah sebelumnya yang mendorong swasembada pangan akan dilanjutkan. Salah satunya adalah program lumbung pangan atau food estate.
“Kita akan lanjutkan apa yang sudah kita mulai, warisan pangan adalah untuk masa depan negara, untuk pangan. Ingatlah bahwa ketahanan pangan dekat dengan ketahanan negara. Pangan adalah masalahnya, negara adalah masalahnya”, kata Amaran.
Menteri Koordinator Kementerian Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan ada beberapa strategi untuk mewujudkan hal tersebut. Salah satunya adalah pembangunan gudang pangan di luar Pulau Jawa.
“Jadi masa depan budidaya padi, gula, dan jagung ada di Papua. Sekarang kami sedang mencoba mengembangkan rancangan tersebut di Merauke,” kata Julhas. (tim/tim)