Jakarta, CNN Indonesia
Empat desa wisata mewakili Asia Tenggara dalam daftar 55 Desa Wisata Terbaik PBB (UNWTO) tahun ini. Dua dari empat desa tersebut berada di Indonesia dan dua lainnya berasal dari Thailand dan Vietnam.
Penghargaan Desa Wisata Dunia 2024 diserahkan pada Jumat (15/11) kepada Desa Jatiluwih dan Wukirsari di Indonesia, Desa Bo Suak di Thailand, dan Desa Tra Que di Vietnam.
Jatiluwih terletak di ketinggian 700 meter di Bali, Indonesia, dekat Gunung Batukaru, gunung berapi tertinggi kedua di pulau itu.
Desa ini memiliki lahan pertanian seluas 53.000 hektar yang ditutupi sawah yang indah. Sedangkan petani di sana menggunakan sistem irigasi masyarakat tradisional yang disebut Subak.
Pada tahun 2012, Subak dinyatakan sebagai Situs Warisan Budaya Takbenda UNESCO. Pemandangan alam desa Jatiluwih yang indah dan udaranya yang segar menjadikan destinasi ini populer untuk aktivitas lain seperti hiking, berkemah, dan bersepeda.
Tidak hanya itu, pengunjung juga dapat menikmati kafe dan restoran lokal yang menyajikan hidangan sederhana yang terbuat dari produk lokal yang segar.
Tempat wisata lainnya yaitu Wukirsari yang terletak di kawasan Bantul, D.I. Yogyakarta, pusat seni dan kerajinan tradisional Indonesia.
Pengunjung tidak hanya dapat memamerkan keindahan alam, tetapi juga menemukan seni bati yang rumit, kerajinan tangan kuno, wayang kulit, dan ukiran kayu.
Yang menarik adalah Wayang Wukirsari, yang menawarkan pengalaman mendalam dalam wayang kulit Indonesia. Penonton dapat mempelajari tari tradisional, teater, dan musik gamelan, kemudian diakhiri dengan pertunjukan langsung epos Ramayana yang terkenal di panggung Pendopo dengan kostum lengkap.
[Gambas: Instagram]
Desa Bo Suak di distrik Mueng Nan di Thailand utara telah menjadi destinasi pertama Thailand yang diakui sebagai “desa wisata terbaik”.
Hanya 15 menit dari Nan, desa ini adalah rumah bagi lebih dari 6.500 penduduk setempat dan menawarkan pemandangan budaya dan kehidupan Thailand yang sesungguhnya.
Pengunjung dapat merasakan langsung bagaimana rasanya menjadi “lokal” dengan terlibat langsung dalam proses pembuatan tembikar dan tenun.
Apalagi, satu-satunya wakil Vietnam yang masuk dalam daftar desa wisata terbaik adalah desa Tra Que. Terletak 3 km dari kota tua Hoi An, desa ini berdiri sejak abad ke-16 dan dikelilingi oleh sungai Co Co dan Tra Que Lagoon.
Iklim yang sejuk dan tanah yang subur di desa menjadikan Trakey lokasi yang bagus untuk menanam sayuran organik.
UNWTO sendiri mengevaluasi nominasi lebih dari 260 desa wisata dari 60 negara untuk mengidentifikasi desa-desa yang unggul dalam mendukung tiga pilar pariwisata berkelanjutan: keadilan sosial, pertumbuhan ekonomi, dan perlindungan lingkungan.
Penghargaan Desa Wisata Terbaik menyoroti peran pariwisata dalam melestarikan kawasan pedesaan, termasuk bentang alam, tradisi, keanekaragaman hayati, budaya, dan aktivitas lokal seperti pertanian, kehutanan, perikanan, dan masakan yang menyenangkan.
Untuk memenuhi syarat, desa harus menunjukkan kekayaan sumber daya alam dan budaya, praktik inovatif, dan komitmen kuat terhadap pengembangan pariwisata sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) PBB. (aur/wiw)