Jakarta, CNN Indonesia —
Pasukan Hizbullah di Lebanon melancarkan serangkaian serangan udara ke wilayah Israel dengan rentetan roket pada tengah malam pada Minggu (17/11).
Serangan udara di wilayah Kiryat Shamona terjadi tak lama setelah Israel membunuh juru bicara Hizbullah Mohammed Afif di ibu kota Lebanon, Beirut.
Serangan roket Hizbullah memicu terdengarnya sirene peringatan serangan udara di Israel utara, khususnya di Galilea.
Seperti yang dilaporkan The Times of Israel, sirene peringatan berbunyi di Kiryat Shamona dan beberapa kota lain di Israel utara, tepat di perbatasan dengan Lebanon selatan, yang merupakan basis Hizbullah.
Milisi Hizbullah di Lebanon mengumumkan kematian juru bicaranya, Mohammed Afif, pada Minggu (17/11).
Menurut sumber keamanan Lebanon, Afif termasuk di antara empat orang yang tewas dalam serangan Israel di ibu kota Beirut pada Minggu malam.
Kepala hubungan media Hizbullah, Haj Mohammad Afif al-Nabulsi, terbunuh dalam pernyataan yang dikeluarkan Hizbullah, dikutip AFP.
Dalam sebuah pernyataan, Hizbullah mengatakan kematian Mohammed Afif membuatnya menjadi “martir besar dalam perjalanan menuju Yerusalem,” sebuah istilah yang biasa digunakan untuk anggota kelompoknya yang dibunuh oleh Israel.
Sementara itu, militer Israel juga mengatakan telah “membunuh” juru bicara Hizbullah Mohammed Afif dalam serangan hari Minggu di wilayah Beirut. Menurut Israel, Afif digambarkan sebagai “kepala propagandis” kelompok militan yang didukung Iran.
“Tentara melakukan serangan presisi berdasarkan intelijen di wilayah Beirut dan membunuh teroris Mohammad Afif,” kata militer Israel dalam sebuah pernyataan.
Tel Aviv menuduh Afif “terlibat langsung dalam aktivitas teroris Hizbullah melawan Negara Israel.”
(RDS)