Jakarta, CNN Indonesia –
Momen kocak terkait “banjir” dari Bogor (Jawa Barat) ke Jakarta terjadi pada debat ketiga saat calon wakil presiden III Jakarta ditanya oleh calon Dharma Pongrekun. Pilka Jakarta 2024, Minggu (7/11) malam di Hotel Sultan Jakarta.
Momen saling tukar pernyataan antara Doel dan Dharma secara tidak langsung menyoroti calon gubernur nomor urut 1 Ridwan Kamil yang sebelumnya menjabat Gubernur Jawa Barat.
Debat final Pilgub DKI Jakarta yang bertemakan “Lingkungan Perkotaan dan Perubahan Iklim” memiliki beberapa subtema, salah satunya adalah perlindungan terhadap banjir.
Perdebatan tersebut membuat Rano melontarkan pertanyaan mengenai klaim Dharma bahwa banjir yang sering terjadi di Jakarta adalah “kiriman” dari Bogor.
Rano meminta pendapat Dharma tentang alasan dataran tinggi seperti Bogor tidak mampu menahan air hujan yang melanda Jakarta.
“Bagaimana pendapat Mas Dharma kalau banjir di Jakarta disebabkan oleh banjir kiriman dari Bogor? Kenapa dataran tinggi tidak mampu menahan air hujan sehingga Jakarta terdampak? Apakah karena rusaknya ekosistem alam di Jawa Barat?” tanya Rano.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Dharma mengatakan salah satu programnya adalah ‘kolam pipi monyet’ untuk menampung air kiriman dari Bogor.
Dijelaskannya, Kolam Dada Monyet merupakan salah satu program yang diusung pasangan calon Dharma-kun untuk menampung kelebihan air hujan guna mengatasi banjir Jakarta dan dimanfaatkan kembali oleh masyarakat.
Tak hanya itu, Dharma juga menyebut banjir bukanlah sebuah bencana.
“Ketika alam mencari keseimbangan, jika kita mengelolanya dengan bijak, banjir ini adalah anugerah dari Tuhan,” kata purnawirawan jenderal bintang tiga Garda Nasional itu.
Rano kemudian kembali bertanya mengapa Bogor masih dilanda banjir meski sudah dibangun waduk, seraya menyebutkan kemungkinan kerusakan ekosistem di Jawa Barat.
Dharma menanggapinya dengan meminta agar Pemprov Jabar tidak dimintai keterangan kepadanya. Dharma mengatakan, hal itu karena dirinya belum pernah menjadi Gubernur Jawa Barat.
“Kalau ditanya apakah ada pemerintahan di Jabar, jangan tanya kami,” kata Dharma. “Karena kita belum pernah jadi gubernur, apalagi di Jawa Barat.”
Usai debat, Ridwan Kamil alias RK menjawab pertanyaan paslon lainnya yang masih menjabat Gubernur Jawa Barat.
Menurut RK, banyaknya catatan selama menjabat Gubernur Jabar membuat ia juga banyak berkarya.
“Saya juga terkejut karena pertanyaan ini adalah tentang masa lalu. Prinsip saya sederhana. Banyak pekerjaan berarti banyak cerita. Tidak ada pekerjaan, tidak ada cerita. Karena saya banyak bekerja dan mungkin memiliki banyak papan cerita.” kata RK.
RK juga menuturkan, dirinya merupakan tipikal pemimpin yang ingin berimajinasi dan mengeksekusi ide-idenya, sehingga wajar jika banyak cerita tentang masa lalunya, karena tidak semua program yang ia rencanakan berhasil.
Jadi saya tidak terlalu khawatir, yang penting kita adalah pemimpin Pancasila, karena Jakarta adalah wajah Pancasila Indonesia, tambahnya.
Lebih lanjut RK menyatakan, setiap era kepemimpinan mempunyai dinamika yang berbeda-beda dengan catatannya masing-masing.
“Pasti ada momentumnya. Jaman Pak Ahok sibuk, jaman Pak Anis sibuk, dan kalau kita terpilih pasti sibuk. Tapi ini yang disebut momentum pembangunan. kami mempunyai niat yang baik, seperti yang disarankan orang tua saya, “Kami memberikan solusi melalui inovasi sebagai sarana, bukan tujuan pemberdayaan.”
Debat final Pilkada Jakarta 2024 menampilkan tiga pasangan calon: Ridwan Kamil-Suswono (RIDO), Dharma Pongrekun-Kun Wardana (Dharma-Kun), dan Pramono Anung-Rano Karno (Pram-Doel). ).
Selain pengelolaan banjir, perdebatan juga mencakup sub-topik seperti penempatan perumahan, pengelolaan sampah, pengurangan emisi dan polusi udara, transisi energi terbarukan, air bersih dan kota layak huni, serta penerapan ruang terbuka hijau.
(arn/anak)