Jakarta, CNN Indonesia —
Pusat Penyidikan dan Pelaporan Transaksi Keuangan (PPATK) menyebut pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) yang terlibat kasus perjudian online sengaja menyembunyikan akun yang digunakannya.
Bahkan, pegawai Komdigi tersebut sengaja mengirimkan nomor rekening lain untuk menipu dirinya.
Tampaknya Komdigi yang tertangkap mencoba menipu kami dengan menyembunyikan nomor rekening kelompoknya dan mengirimkan nomor rekening lain untuk bertindak, kata Kepala PPATK Ivan Yustiavandana di Jakarta, Kamis (11/7).
Namun, Ivan mengatakan atasannya mungkin tidak mengetahui tindakan jajaran Komdigi tersebut. Diduga hanya staf teknis yang melakukan hal tersebut.
“Teknologi sedang dimainkan, jadi menteri atau mantan pemimpinnya bisa saja salah,” ujarnya.
Polda Metro Jaya memanggil 15 tersangka kasus dugaan penyalahgunaan wewenang penutupan situs judi online yang melibatkan pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).
Dari 15 tersangka ini, 11 di antaranya merupakan pegawai Komdigi. Sementara itu, tiga orang di antaranya adalah AK, AJ, dan A yang bertugas memantau operasional “kantor satelit”.
Polisi menyebut AK ikut dalam proses seleksi penerimaan calon pendukung teknis sistem pemblokiran konten negatif terbatas di Kementerian Komunikasi dan Teknologi pada 2023. Namun, ia disebut tak terpilih.
Meski tak tamat sekolah, AK diketahui masih bekerja di Kementerian Komunikasi dan Teknologi. Faktanya, AK mempunyai kewenangan untuk mengontrol pemblokiran situs judi online.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan AK masih bekerja karena SOP baru sudah diterapkan.
Tampaknya ada SOP baru yang memberi wewenang kepada AK dan timnya untuk bergabung dalam tim pemblokiran website di Kementerian Komunikasi dan Teknologi, ujarnya, Rabu (6/11). (tidak/tidak)