Jakarta, CNN Indonesia —
Kepresidenan Rusia buka suara setelah Presiden Amerika Serikat Joe Biden memberikan lampu hijau kepada Ukraina untuk menyerang wilayahnya dengan rudal jarak jauh buatan Amerika Serikat.
Juru bicara kepresidenan Rusia Dmitry Peskov mengatakan keputusan Biden telah memperburuk konflik.
“Jelas pemerintahan AS saat ini telah mengipasi api dan memicu ketegangan baru,” kata Peskov, dikutip AFP, Senin (18/11).
Peskov juga mengatakan keputusan AS akan menyeret negaranya ke dalam perang Rusia-Ukraina.
Selain itu, Peskov juga menggemakan pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin terkait keterlibatan NATO dan negara-negara Barat dalam perang di Ukraina.
Menurut Putin, jika NATO dan Barat terlibat berarti mereka sedang berperang dengan Rusia. Ia pun berjanji akan mengambil tindakan berbeda jika hal tersebut benar-benar terjadi.
“Jika keputusan seperti itu benar-benar berhasil dan diumumkan kepada rezim Kiev, maka ini akan menjadi siklus ketegangan yang baru dan akan menciptakan situasi baru dari sudut pandang partisipasi Amerika dalam konflik tersebut,” kata Peskov.
Lebih lanjut dia menjelaskan, serangan yang menyasar wilayah Rusia pada akhirnya akan dilakukan oleh negara-negara Barat karena mengizinkan penggunaan rudal.
“Hal ini disebabkan target yang ditetapkan bukanlah personel militer Ukraina melainkan para ahli dari negara-negara Barat,” kata Peskov.
Kemudian dia menambahkan: “Itulah sifat berbahaya dan provokatif dari situasi seperti ini. »
Komentar juru bicara Kremlin muncul setelah media AS Washington Post dan New York Times melaporkan bahwa pemerintahan Biden telah memberi wewenang kepada Ukraina untuk menggunakan rudal jarak jauh untuk menyerang sasaran militer di Rusia.
Ukraina secara konsisten menekan Amerika Serikat untuk mengizinkan negara itu menggunakan sistem pertahanan udara roket ATACMS. Senjata ini mempunyai jangkauan hingga 306 kilometer.
Seorang pejabat mengatakan Amerika Serikat mengambil keputusan tersebut setelah Korea Utara mengirim ribuan tentara ke Rusia untuk membantunya melawan Ukraina.
Informasi terkini menunjukkan terdapat ribuan tentara Korea Utara di perbatasan Rusia dan Ukraina.
(adalah / tsa)