Jakarta, CNN Indonesia —
Mantan pemain timnas Malaysia, Azlan Johar, mengatakan Harimau Malaya tertinggal jauh dari Indonesia yang mengalami kemajuan besar dalam beberapa tahun terakhir.
Terbaru, Timnas Indonesia memecahkan rekor timnas ASEAN di kualifikasi Piala Dunia. Kemenangan 2-0 atas Arab Saudi tak hanya mengukir sejarah bagi Indonesia melawan negara-negara Teluk, tapi juga menjadikan tim Garuda sebagai tim ASEAN pertama yang meraih enam poin di babak ketiga kualifikasi Piala Dunia.
Secara keseluruhan, selama lima tahun terakhir, Indonesia menunjukkan kemajuan yang signifikan, terutama di peringkat FIFA, dari posisi 173 pada awal tahun 2020 hingga kini berada di peringkat 130 pada Oktober 2024. Azlan Johar menilai kemajuan tersebut harus ditiru oleh Malaysia.
“Kita harus iri dengan Indonesia dan belajar dari kesalahan kita agar bisa bersaing dengan mereka. Bagi saya, di sepak bola Malaysia, kita semakin tertinggal setiap hari,” kata Azlan dikutip dari Astro Stadium.
“Kalau suatu saat ibarat sejengkal, kita sudah ketinggalan jauh. Mereka (Indonesia) sudah ganti mobil, kita juga sudah ganti mobil, tapi masyarakat masih menunggu ganti mesin dan juga ganti pengemudinya,” tambah Azlan.
Azlan mengatakan Malaysia, khususnya Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) mengikuti langkah Indonesia dengan melakukan revolusi pasca dihukum FIFA pada 2015, salah satunya dengan mengubah kepengurusan hanya diisi oleh orang-orang yang mau berkontribusi. bermain sepak bola.
“Kebangkitan Indonesia yang luar biasa terjadi setelah mereka diskors oleh FIFA, setelah mereka menyadari kesalahannya dan pemerintah serta beberapa individu pecinta sepak bola di Indonesia mengubah haluan,” kata Azlan.
“Mereka memilih manajemen yang sangat mencintai sepak bola dan tidak punya kepentingan lain. Kita lihat bagaimana mereka berusaha meningkatkan taraf sepak bola di negaranya,” kata Azlan.
Di mata Azlan, perubahan manajemen sepak bola Indonesia ini tidak hanya meningkatkan performa tim Garuda di kancah internasional, tapi juga di liga lokal.
Oleh karena itu, nasehat kepada para pemimpin industri sepak bola yang sudah tidak relevan lagi harus berani meninggalkan panggung jika sudah tidak bisa lagi menari, kata Azlan.
(Sri/Juni)