Jakarta, CNN Indonesia —
Anda mungkin mengira resistensi antibiotik bisa muncul karena masyarakat menggunakan antibiotik tanpa aturan. Ternyata anggapan tersebut salah.
Padahal, resistensi terhadap antibiotik bisa terjadi akibat konsumsi hewan ternak, mulai dari ikan, ayam, kambing, sapi, bahkan ikan. Bagaimana ini bisa terjadi?
Koordinator Udayana One Health Collaboration Center (OHCC) Ni Nyoman Sri Budayanti mengatakan, masyarakat bisa terkena resistensi antibiotik jika mengonsumsi hewan ternak yang memberi obat. Apalagi jika antibiotik yang diberikan pada hewan ternak tidak diresepkan atau bahkan overdosis.
“Hewan ternak sering diberi obat karena kalau diberi antibiotik biasanya badannya membesar sehingga lebih efektif. Terlihat sehat padahal berbahaya, dan dampaknya bisa merugikan manusia,” kata Budayanti online. konferensi. tentang pestisida, Rabu (20/11).
Budayanti menjelaskan, misalnya pemberian antibiotik pada ayam tentu akan berdampak pada bakteri yang ada di dalam ayam tersebut. Ayam mempunyai bakteri di dalam tubuhnya, jika terus menerus terkena antibiotik maka akan membuat pertahanan yang menyebabkan resistensi terhadap antibiotik.
Ketika ayam disembelih dan dagingnya dimakan orang, bakteri berbahaya tersebut akan menular ke manusia. Dan ketika seseorang tertular penyakit yang berhubungan dengan bakteri ini, tubuhnya akan menjadi kebal terhadap antibiotik.
Selain itu, antibiotik yang tertinggal di dalam tubuh hewan juga akan musnah sehingga berdampak pula pada kemampuan masyarakat dalam mendapatkan obat, jelasnya.
Artinya penggunaan pestisida pada hewan harus terus diawasi dan diawasi. Petani harus diedukasi tentang penggunaan obat ini.
Jangan biarkan bahan kimia ini digunakan sembarangan untuk tujuan peningkatan ternak. Antibiotik bukanlah suplemen lemak tubuh, tetapi sebaiknya digunakan sesuai petunjuk dokter hewan jika tersedia hewan ternak yang menderita penyakit akibat bakteri atau virus.
“Harus diingat bahwa perjalanan tubuh menuju resistensi terhadap antibiotik itu lambat, diam, tidak ada gejala, tiba-tiba tertular virus atau bakteri, tidak bisa diobati dan meninggal. hanya manusianya saja, tapi juga sapinya,” kata Budiyanti (tst/wiw).