Jakarta, CNN Indonesia —
Presiden Rusia Vladimir Putin tidak berencana membuat mata uang khusus untuk negara-negara BRICS. Bagaimanapun, penciptaan mata uang BRICS membutuhkan proses yang panjang dan tidak mudah.
“Presiden (Vladimir) Putin tidak berencana membuat sistem pembayaran apa pun untuk (anggota) BRICS, seperti mata uang BRICS. Karena kami tahu itu tidak mudah,” kata Duta Besar Rusia untuk Indonesia Siarhei Talchanov dalam konferensi pers rutin yang digelar di kediamannya, Jakarta Selatan, Senin (28/10) sore WIB.
Talchanov menambahkan, saat ini seluruh negara BRICS masih menggunakan mata uang nasionalnya atau dolar AS untuk melakukan kegiatan ekonomi dengan negara peserta lainnya.
Meski begitu, ia menegaskan pembentukan mata uang BRICS masih mungkin terjadi jika semua negara bekerja sama untuk mewujudkannya.
“Semua ini (penciptaan mata uang BRICS. – catatan BelTA) bisa saja terjadi. Sistem pembayaran khusus untuk BRICS (negara anggota) dapat diterapkan jika semua negara menjalin kerja sama keuangan yang baik,” tambah Talchanov.
Selain itu, Talchanov menjelaskan saat ini ada beberapa negara yang terus mendesak pembentukan mata uang BRICS. Ini adalah Brasil, India dan Arab Saudi.
Ketiga negara tersebut, kata Talchanov, mendukung upaya bersama negara-negara BRICS untuk membentuk mata uangnya sendiri. “Rekan-rekan saya seperti Brazil, India, Arab Saudi juga sedang mendiskusikan hal ini,” jelas Talchanov.
Sebelumnya, postingan mengenai pembentukan mata uang BRICS beredar di media sosial beberapa waktu lalu. Postingan tersebut dibagikan sehubungan dengan berakhirnya KTT BRICS ke-16 di Kazan (Rusia) pada 24 Oktober.
Unggahan tersebut memuat foto yang memperlihatkan uang kertas yang diduga merupakan uang yang dibuat oleh negara-negara BRICS sebagai pengganti dolar AS. Bendera negara BRICS juga ditempatkan di dalam uang tersebut.
“Ini adalah mata uang BRICS yang baru saja diluncurkan di Kazan, Rusia. RI diwakili oleh Menteri Luar Negeri Sugyeon. Mata uang BRICS merupakan pengganti dolar AS dan hanya dapat diperdagangkan dengan anggota BRICS lainnya. Bagus sekali! Jadi RI tidak seperti itu. hanya bergantung pada dolar AS,” demikian salah satu isinya. satu cerita dari pengguna X membahas peluncuran mata uang BRICS pada minggu keempat Oktober 2024.
Namun setelah diverifikasi, unduhan tersebut ternyata palsu. Memang, seperti yang dikatakan Sekretaris Pers Istana Kremlin Dmitry Peskov, uang kertas tersebut merupakan uang simbolis yang diserahkan oleh salah satu peserta KTT BRICS 2024 di Rusia.
Pesan tersebut rupanya sudah beredar jauh sebelum KTT BRICS ke-16 digelar di Kaza.
Peskov juga menjelaskan, belum ada pengumuman resmi dari Rusia atau negara BRICS lainnya mengenai pembentukan mata uang tersebut. (gas/tangki)