Jakarta, CNN Indonesia —
Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara memperkirakan kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) hingga 12 persen dan peluang pajak akan menyebabkan penurunan penjualan mobil hingga 500 ribu pada tahun depan.
PPN naik menjadi 12 persen dari saat ini 11 persen yang ditetapkan UU Nomor 7 Tahun 2021. Perlengkapan kendaraan termasuk yang mengalami peningkatan mulai 1 Januari 2025.
Sedangkan opsen merupakan pajak tambahan yang dihitung berdasarkan persentase. Ada tiga jenis opsi berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 2022, dua di antaranya terkait otomotif, yakni Opsi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Opsi Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB).
Opsen dipungut oleh pemerintah daerah atau kota. Penerapannya akan mulai berlaku tiga tahun setelah diundangkannya undang-undang tersebut pada 5 Januari 2022, artinya berlaku mulai 5 Januari 2025.
“Jika hal ini terwujud, pengurangannya akan sangat serius. Tahun ini saja kami sudah merevisi target dari 1 juta unit menjadi 850 ribu unit. Kalau kemungkinan pajak dan PPN 12 persen, itu mungkin. Kita sama seperti saat pandemi hampir 500 ribu, kata Kukuh, Senin (25/11).
Penilaian Kukuh berdasarkan simulasi pakar ekonomi Gaikindo. Ia juga mengungkapkan, kondisi serupa juga mungkin terjadi di pasar roda dua.
Menurut Kukuh, penerapan dua pajak tersebut dinilai tidak tepat karena saat ini daya beli masyarakat sedang menurun.
“Kalau kenaikannya lebih dari 5 persen, dampaknya sangat serius. Baru tahun ini target penjualan diubah dari 1 juta unit menjadi 850 ribu unit,” ujarnya.
Ia menjelaskan hal itu sejak tahun 2013 penjualan kendaraan roda empat di dalam negeri baru mencapai satu juta unit. Angka tersebut dinilai ironis bahkan tidak relevan.
“Sejak tahun 2013 penjualan tahunan sekitar satu juta unit. Ironis sekali. Ternyata salah satu penyebab utama stagnasi ini adalah fenomena menurunnya kasta kelas menengah,” ujarnya.
Penjualan mobil di Indonesia mencapai puncaknya pada tahun 2013. sebesar 1,22 juta unit dan kemudian terus menurun hingga tahun 2024. Pada tahun 2019 Penjualan mobil stagnan di angka 1 juta unit, namun turun menjadi 532 ribu unit di tahun 2020. karena dampak buruk dari pandemi Covid-19.
Pada tahun 2021 penjualan mobil meningkat menjadi 880 ribu unit, kemudian kembali menjadi 1 juta unit pada tahun 2022 dan 2023.
Gaikindo memperkirakan pada tahun 2024 Penjualannya tidak akan mencapai 1 juta unit sehingga menurunkan perkiraan menjadi 850 ribu unit.
Dalam 10 bulan tahun ini, penjualan mobil di Indonesia hanya mencapai 710.000 unit atau turun 15 persen dibandingkan periode Januari-Oktober 2023. (bisa/fea).