Tanggerang, CNN Indonesia —
Suzuki IndoMobil Sales (SIS) merespons keputusan pemerintah yang memberikan insentif berupa gratis PPnBM bagi impor kendaraan listrik CBU. Lima dari bisnis terlaris di negara ini telah mengumumkan bahwa mereka tidak akan memperlambat operasinya dan menegaskan bahwa mereka akan meningkatkan investasinya.
Direktur Pemasaran SIS yang berbasis di Tangerang, Harold Donnell, pada Senin (25 November), awalnya mengatakan pihaknya kini hanya bisa mengikuti kebijakan pemerintah yang memberikan dukungan lebih besar terhadap kendaraan listrik.
Suzuki di Indonesia saat ini belum memiliki kendaraan listrik dan mengandalkan teknologi hybrid ringan pada produk listriknya.
“Pemerintah sudah mengetahui langkah-langkah terbaik bagi masyarakat dan industri Indonesia, dan kita harus mengikutinya. Namun di sisi lain, meski ada pernyataan seperti itu, bukan berarti Suzuki akan mengurangi operasi penambangannya di Indonesia.” “, kata Harold.
Ia menjelaskan, hal ini semakin menyulitkan Suzuki untuk menunjukkan bahwa Suzuki Indonesia tidak hanya sekedar menjual mobil. Ia mengisyaratkan Suzuki akan segera menggalang dana meski belum diungkapkan informasi detailnya.
“Jadi kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk mempertahankan Suzuki di Indonesia dengan sistem produksi yang ada di Indonesia,” ujarnya.
“Kami tidak akan… impor saja, tidak. Kami akan terus meningkatkan nilai investasi kami ke depan dan kami akan menunjukkan kepada pemerintah dan masyarakat Indonesia bahwa Suzuki serius dengan pasar Indonesia,” ujarnya. Harold juga.
Usulan tanpa PPnBM pada kendaraan listrik CBU dinilai memiliki kelebihan dan kekurangan bagi industri otomotif dalam negeri.
Pakar otomotif Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu mengkaji manfaat penerapan Undang-Undang Menteri Penanaman Modal dan Pertanahan atau Direktur BKPM Nomor 1 Tahun 2024, termasuk penerapannya yang cepat dan juga produksi kendaraan listrik. seiring dengan peningkatan investasi. dalam rantai pasokan.
Sementara itu, Yannes mengatakan rendahnya harga saham bisa mempengaruhi investasi otomotif lainnya. Ia juga mengatakan ada peluang untuk mengembangkan teknologi Internal Combustion Engine (ICE) untuk membuat mobil hybrid, yang bisa disamakan dengan model mobil listrik CBU.
Pabrik Thailand ditutup
Suzuki di Indonesia akan mengambil langkah besar mulai tahun depan ketika pabrik Suzuki di Thailand ditutup pada akhir tahun 2025. Indonesia akan menjadi ibu dari manufaktur mobil di kawasan ASEAN dan hal ini menurut Harold akan membuka bisnis baru.
“Dengan menjadi salah satu mother factory di ASEAN, Suzuki Indonesia akan membuka lebih banyak peluang bisnis bagi Suzuki Indonesia,” kata Harold. Artinya kami satu-satunya pabrik di Asia Tenggara dan karena itu kami bisa mengekspor lebih banyak. “
Harold tidak menjelaskan apakah perubahan produksi mobil Suzuki ada kaitannya dengan investasi baru yang mengalir ke Indonesia. Namun, dia menjelaskan, Indonesia akan mendapatkan keuntungan karena di luar negeri akan lebih baik.
“Kita jadi hub dan itu bagus untuk Suzuki Indonesia dan juga negara karena keseimbangan kita di luar negeri bisa lebih baik jika Suzuki Thailand tidak ada produksinya,” ujarnya.
(biaya/mikrofon)