Jakarta, CNN Indonesia —
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mencatat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sedang melemah.
Sunarso, Direktur Utama BRI, mengatakan data tersebut dicatat oleh BRI Micro & SME Index (BMSI). Batasannya adalah level 100, dimana kurang dari itu berarti pesimisme.
BMSI memiliki tiga produk. Yang pertama adalah indeks bisnis UMKM. Sunarso mencatat aktivitas perekonomian melambat pada kuartal III 2024.
“Kita lihat dalam tiga bulan terakhir aktivitas ekonomi UMKM mengalami penurunan, namun masih di atas 100 (dari 109 menjadi 102). Tapi yang jelas ada penurunan,” ujarnya dalam audiensi. Rapat (RDP) DPR RI VI. Ia bersama panitia di Jakarta Pusat, Rabu (13/11).
Penurunan tersebut (diukur dari) trafik UKM yang menurun, pembelian UKM menurun, penjualan menurun, dan pemanfaatan tenaga kerja menurun, jelas Sunarso.
Kedua, BMSI mengukur indeks prospek usaha UMKM tiga bulan ke depan. Menurut Kepala BRI, hasilnya juga lemah. Outlook UMKM tiga bulan ke depan yakni triwulan IV 2024 turun dari 126 menjadi 122. Sunarso menegaskan, usaha kecil agak pesimis menghadapi sisa tahun ini.
“(Output ketiga) merupakan indikasi kepercayaan UMKM terhadap kemampuan pemerintah dalam mengelola perekonomian. Ternyata juga turun dari 130 ke 125, tapi masih di atas 100. Artinya kita optimis banget. – non- masyarakat,” ujarnya. dikatakan.
Di sisi lain, Sunarso membeberkan rincian pelaksanaan penyaluran kredit bagi pelaku usaha (KUR). Ditegaskannya, hal ini merupakan tugas khusus yang diberikan negara kepada BRI sebagai distributor terbesar.
Direktur BRI mengatakan, penyaluran KUR kini sudah memasuki generasi kedua. Hal ini dimulai pada tahun 2015 ketika suku bunga diturunkan menjadi 16 persen, 10 persen di antaranya ditanggung APBN.
“KUR generasi pertama bunganya 22 persen tanpa subsidi, tapi biaya penjaminannya dibayar APBN, lalu 2,75 persen. Begitu juga sampai 2014,” kata Sunarso.
“Tapi biaya penjaminannya harus dibayar sendiri oleh bank (KUR generasi kedua). Makanya saat itu kita negosiasi, dari 2,75 persen menjadi 1,75,” lanjutnya.
Secara spesifik, pada tahun 2024 BRI menargetkan penyaluran KUR sebesar Rp 165 triliun. Bank pelat merah ini mampu menyalurkan pinjaman Rp141,9 triliun kepada 23,1 juta pada September 2024.
“Sisa tiga bulan lagi kita harus turunkan 23,1 triliun (penyaluran KUR) kalau dilihat apakah kita bisa menyalurkan kredit ke mikro itu Rp. 1 triliun per hari. Rp. 10 juta kredit (disalurkan) Rp 1 triliun per hari, target KUR (2024) sepertinya sudah tercapai.
(skt/pta)