Jakarta, CNN Indonesia —
Hizbullah diperkirakan akan mengumumkan perjanjian gencatan senjata antara Israel dan milisi proksi Iran di Lebanon secepatnya hari ini.
Israel menyatakan bersedia menyetujui gencatan senjata di Lebanon. Juru bicara pemerintah Israel mengatakan Benjamin Netanyahu menyetujui rencana tersebut setelah berdiskusi dengan para pejabat pada Minggu (25/11) waktu setempat.
Ia juga mengatakan, pemerintah Israel akan melakukan pemungutan suara mengenai resolusi gencatan senjata di Lebanon pada Selasa (27/11) dan berharap resolusi tersebut segera disetujui.
Hal serupa diungkapkan pejabat Lebanon yang tidak disebutkan namanya pada Senin (26/11) malam.
Dia mengatakan Israel akan segera menyetujui gencatan senjata dengan Lebanon. Ia pun mengklaim keputusan itu akan berlaku dalam waktu 24 jam.
CNN melaporkan bahwa laporan perjanjian gencatan senjata ini mendapat reaksi beragam dari banyak pejabat Israel. Menteri Keamanan Nasional Israel Ben Gvir mengatakan kesepakatan itu adalah “keputusan yang salah”.
Ia juga yakin keputusan tersebut dapat menghilangkan hak Israel untuk menindas Hizbullah dan antek-anteknya.
Benny Gantz, anggota parlemen Israel yang mengundurkan diri dari kabinet pekan lalu, juga meminta Perdana Menteri Netanyahu segera mengumumkan perjanjian gencatan senjata tersebut kepada publik.
Sebab, ia yakin masyarakat Israel berhak mengetahui rencana tersebut. “Warga Utara, pejuang, dan warga Israel berhak mengetahui hal ini,” kata Gantz.
Pernyataan mengenai perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Lebanon muncul di tengah meningkatnya konflik kedua negara.
Saat ini Israel dan Lebanon masih saling melancarkan serangan. Misalnya: Minggu (25/11) lalu, Israel membombardir pinggiran kota Beirut dengan beberapa roket. Serangan itu menewaskan 11 warga Beirut.
Israel dan Lebanon saling terlibat serangan sejak September lalu. Sementara itu, Israel meluncurkan ratusan roket ke Lebanon dengan dalih mengalahkan Hizbullah yang diduga terlibat memerangi Hamas di Gaza. (gas/kembali)