Jakarta, CNN Indonesia —
Australia berupaya mengembangkan peluru kendali jarak jauh di tengah perebutan kekuasaan di Indo-Pasifik.
Langkah tersebut akan membantu meningkatkan pertahanan Australia terhadap ancaman musuh, kata seorang pejabat senior pertahanan pada Rabu (29/10).
Menteri Industri Pertahanan Pat Conroy mengatakan Australia akan membangun industri lokal untuk membuat rudal dan senjata penting lainnya.
“Mengapa kita membutuhkan lebih banyak rudal? Persaingan strategis antara Amerika Serikat dan Tiongkok merupakan faktor kunci dalam keamanan Australia,” kata Conroy, menurut AFP.
Conroy mengatakan persaingan Tiongkok-AS di Indo-Pasifik sedang mencapai titik didih. Oleh karena itu, Australia harus meningkatkan persenjataannya untuk menjaga keamanan nasional.
Australia sendiri akan bekerja sama dengan produsen senjata AS Lockheed Martin untuk mengembangkan Multiple Launch Rocket System (GMLRS).
Produsen senjata senilai USD 200 juta (setara Rs 3,1 triliun) ini akan memproduksi 4.000 rudal setiap tahunnya.
“Ini setara dengan seperempat produksi GMLRS di dunia saat ini dan 10 kali lipat dari kebutuhan Angkatan Pertahanan Australia saat ini,” kata Conroy.
Selain Amerika Serikat, Australia telah mengontrak produsen senjata Perancis Thales untuk memproduksi peluru M795 yang dapat digunakan pada howitzer.
“Kita semua berharap bahwa perolehan senjata dan amunisi baru tidak diperlukan. Namun dalam iklim krisis dan kekacauan di dunia saat ini, militer yang dilengkapi dengan baik sangat penting bagi keamanan nasional,” kata Conroy.
Pengumuman rencana pembuatan rudal ini muncul setelah China baru-baru ini menguji coba rudal balistik antarbenua di Pasifik. Ini adalah tes pertama yang dilakukan Beijing dalam 40 tahun.
Belanja pertahanan Tiongkok dan invasi Rusia ke Ukraina selama dua tahun terakhir telah mengkhawatirkan Amerika Serikat dan sekutunya.
Pada bulan April, Australia meluncurkan strategi pertahanan yang mempertimbangkan pengeluaran besar-besaran untuk pertahanan guna melindungi wilayahnya.
Australia, AS, dan Inggris sedang mengerjakan AUKUS untuk mengerahkan kapal selam nuklir, sesuatu yang dikritik keras oleh Tiongkok. (blq/baca)