
Jakarta, CNN Indonesia –
Arief Prasetyo Adi, Kepala Badan Pangan Nasional, mengatakan harga pangan di Indonesia lebih murah dibandingkan negara lain, termasuk Malaysia. Ia mengatakan, dirinya mengecek sendiri harga pangan di negara tetangga tersebut.
“Kalau kita bilang harga pangan paling tinggi di negara kita, sebenarnya tidak. Saya kemarin cek di Singapura, Malaysia, Korea dan beberapa tempat yang kami kunjungi, harga di rak kalau kita konversi (ke rupee) lebih tinggi dari kita,” kata Arief saat rapat dengan Komisi IV DPR, Rabu (6/). 11 ).
Berdasarkan temuan Arief, harga beras di pasar Malaysia pada 10 Oktober berkisar antara Rp14.104 hingga Rp17.272 per kilogram. Lalu telur ayam Rp 30.600 untuk 10 butir telur dan bawang putih Rp 46.285.
Angka tersebut sebenarnya lebih mahal dibandingkan harga pangan di Indonesia.
Berdasarkan Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional, harga beras premium Rp 15.480 per kg, telur ayam ras Rp 28.570 per kg. Selain itu, harga bawang putih Rp40.370 per kg dan bawang merah Rp34.020 per kg.
Namun, Arief mengatakan Malaysia memiliki bahan pangan, khususnya gula, yang lebih mahal dibandingkan Indonesia.
“Gulanya lebih murah karena pakai gula rafinasi. Kalau konsumsi gulanya pakai gula pasir putih, tidak pakai gula rafinasi,” imbuhnya.
Bank Dunia sebelumnya melaporkan bahwa harga pangan, khususnya beras, di Indonesia lebih mahal dibandingkan di negara AEAN lainnya. Namun kesejahteraan petani masih rendah.
Berdasarkan Survei Pertanian Terpadu tahun 2021, kesejahteraan petani Indonesia masih di bawah rata-rata, bahkan pendapatan mereka kurang dari US$1 per hari atau Rp15.207 dan kurang dari US$341 atau US$5 juta per tahun.
Pendapatan tersebut dinilai tidak sebanding dengan biaya produksi petani. Itu sebabnya masyarakat Indonesia dikatakan harus membayar harga beras yang mahal.
(fby/sfr)