Jakarta, CNN Indonesia –
Rusia menyambut baik perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah di Lebanon yang diratifikasi pada Selasa (26/11).
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan kesepakatan itu akan menjadi kesempatan bagi Israel untuk “mengakhiri kekerasan dan pertumpahan darah” di Lebanon.
“[Kami] mengevaluasi secara positif setiap kesepakatan, baik yang potensial maupun yang sudah disepakati. [Perjanjian ini] akan menghentikan eskalasi kekerasan, pertumpahan darah di Lebanon dan mencegah perluasan permusuhan lebih lanjut,” kata Zakharova, Rabu (27/11). oleh Anadolu Agency.
Dia menambahkan, Amerika Serikat memainkan perannya dalam kerusuhan antara Israel dan Lebanon.
Sebab, menurutnya Amerika Serikat termasuk salah satu negara yang membantu Israel menyerang Lebanon dengan menyuplai senjata ke negara tersebut.
Faktanya, suatu negara menyabotase aktivitas organisasi internasional paling penting, sehingga mencegahnya memenuhi kewajibannya untuk menjaga perdamaian dan keamanan global, jelas Zakharova.
“Kebijakan pemerintahan AS saat ini yang tidak bertanggung jawab memberikan lampu hijau kepada Israel untuk terus menghancurkan wilayah tersebut (Lebanon) dan membunuh rakyatnya,” tambahnya.
Rusia sendiri sudah berulang kali meminta Israel segera menerapkan gencatan senjata di Lebanon. Pasalnya konflik Israel dan Lebanon justru akan memperburuk kekacauan di Timur Tengah.
Saya sudah berulang kali mengatakan bahwa semua itu harus diputuskan berdasarkan hukum internasional, dengan mempertimbangkan keputusan-keputusan yang sebelumnya diambil oleh lembaga-lembaga terkait, khususnya PBB, lanjutnya.
Sebelumnya pada Selasa (26/11), Israel secara resmi menyetujui perjanjian gencatan senjata dengan Hizbullah Lebanon.
Perjanjian gencatan senjata membuka jalan bagi berakhirnya konflik kedua negara yang berkecamuk sejak September lalu.
Perjanjian gencatan senjata Israel-Hizbullah ini mencakup beberapa hal, termasuk penarikan pasukan Zionis dari Lebanon selatan dalam waktu 60 hari. (adalah / perahu)