Jakarta, CNN Indonesia —
Timnas Vietnam tidak bisa menggunakan Stadion Nasional My Dinh saat menjamu Indonesia di babak penyisihan grup Piala AFF 2024 karena venue tersebut akan digunakan untuk konser musik.
Bintang Emas harus memindahkan dua pertandingan kandang penyisihan grup mereka dari ibu kota Hanoi ke Stadion Viet Tri di provinsi Phu Tho saat mereka menjamu Indonesia (15 Desember) dan Myanmar (21 Desember).
Di kandang sendiri, Stadion Viet Tri hanya mampu menampung 20.000 penonton, setengah dari kapasitas Stadion My Dinh yang berkapasitas 40.000 penonton. Hal ini tentu saja mengurangi dukungan suporter tuan rumah yang ingin menyaksikan timnas kebanggaannya bertanding.
Menurut Soha, hal itu terjadi karena pihak manajemen Stadion My Dinh menyewa venue untuk dua konser musik besar yang diharapkan mampu menarik puluhan ribu penonton.
Sesuai aturan Piala AFF 2024, tidak ada acara lain yang dapat diselenggarakan di stadion yang digunakan untuk pertandingan setidaknya 21 hari sebelum turnamen dimulai. Tujuannya adalah untuk menjaga kualitas halaman rumput taman.
Sekalipun Vietnam lolos ke semifinal dan mendapat stadion kandang pada 27 atau 29 Desember, mereka tetap tidak bisa menggunakan Stadion My Dinh karena kondisi lapangan tidak membaik setelah digunakan untuk konser.
Keputusan tersebut cukup mengejutkan mengingat Vietnam menurunkan skuad terbaiknya untuk Piala AFF 2024.
Dua konser besar di My Dinh Stadium pada bulan Desember adalah Anh Trai Say Hi pada tanggal 7 Desember. Lalu ada band Call Me by Fire yang sedianya tampil pada 14 Desember, namun kemudian pihak penyelenggara memutuskan untuk pindah tempat.
Manajemen My Dinh Stadium mengungkapkan mereka bisa mendapatkan penghasilan lebih dari VND 2 miliar per malam (setara Rp 1,2 miliar) untuk konser musik, sedangkan sewa stadion untuk pertandingan timnas hanya VND 600 juta per pertandingan (setara Rp). . 350 juta).
Federasi Sepak Bola Vietnam (VFF) menyatakan akan berkoordinasi dengan AFF untuk memeriksa kondisi lapangan My Dinh usai konser dengan harapan bisa digunakan kembali jika tim mereka lolos ke semifinal.
Situasi ini sungguh ironis mengingat status Vietnam sebagai salah satu negara sepak bola terbesar di Asia Tenggara haruslah demi kepentingan bisnis, apalagi menghadapi rival kuat seperti Indonesia di babak penyisihan grup.
(fr/nv)