Jakarta, CNN Indonesia —
Sejumlah umat Islam yang tinggal di India bentrok dengan polisi saat mereka memprotes penyelidikan sebuah masjid pada Minggu (24/11).
Afiliasi media CNN India, News18, melaporkan bentrokan terjadi saat sekelompok warga Muslim melakukan protes terhadap pemeriksaan Masjid Shahi Jama di Sambhal, Uttar Pradesh.
Protes berubah menjadi kekerasan setelah massa mulai melemparkan batu ke arah tim survei. Polisi yang mendampingi kelompok tersebut kemudian membalas aksi oknum tersebut dengan menembakkan gas air mata untuk membubarkan mereka.
Bentrokan antara komunitas Muslim dan polisi pun tak terelakkan. Sedikitnya tiga orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam kejadian tersebut.
Insiden itu terjadi setelah tim investigasi dijadwalkan mengunjungi Masjid Shahi Jama, setelah pengadilan memutuskan dalam gugatan Hindu bahwa sebuah kuil dibangun di atas masjid tersebut.
Masjid Shahi Jama adalah rumah ibadah Muslim era Mughal yang berdiri di distrik Moradabad, Uttar Pradesh. Masjid ini merupakan monumen yang dilindungi berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Barang Antik, 1904 dan terdaftar sebagai ‘monumen penting nasional’ oleh Survei Arkeologi India (ASI).
Umat Hindu mengklaim bahwa masjid ini dibangun di atas reruntuhan Kuil Shri Harihar yang berusia puluhan tahun. Kuil ini konon didedikasikan untuk Kalki, inkarnasi Dewa Wisnu ke-10.
Aktivis nasionalis Hindu di India baru-baru ini menjadi lebih berani setelah Perdana Menteri India Narendra Modi membuka kuil Hindu baru di kota utara Ayodhya, yang dibangun di lokasi Masjid Babri.
Masjid tersebut dibongkar pada tahun 1992, dalam sebuah kampanye yang dipimpin oleh anggota partai Modi yang memicu kerusuhan yang menewaskan 2.000 orang di seluruh negeri. Sebagian besar korban tewas adalah Muslim.
Pihak berwenang sejauh ini telah menangkap 21 orang dan melancarkan penyelidikan atas bentrokan di Sambhal. Terdakwa kemungkinan besar akan didakwa berdasarkan Undang-Undang Keamanan Nasional. (blq/dna)