Jakarta, CNN Indonesia —
Pemerintah Pakistan telah memberlakukan karantina di ibu kota Islamabad setelah bentrokan antara pendukung mantan Perdana Menteri Imran Khan dan polisi, yang mengakibatkan kematian satu orang.
Bentrokan hingga diberlakukannya jam malam terjadi setelah massa melakukan protes di parlemen menuntut pembebasan Imran Khan yang kini mendekam di penjara.
Sebuah video yang disiarkan di televisi lokal menunjukkan polisi menembakkan tabung gas air mata ke arah pendukung Khan, yang membalasnya dengan batu dan batu bata.
Video tersebut juga menunjukkan kendaraan dan pepohonan terbakar di sepanjang jalan utama dekat Islamabad, di mana para pengunjuk rasa mendorong kontainer di berbagai lokasi menuju kawasan tersebut.
Kepala Polisi Islamabad Usman Anwar mengatakan seorang petugas polisi ditembak mati, 119 pengunjuk rasa terluka dan 22 kendaraan polisi dibakar dalam bentrokan di luar Islamabad dan tempat lain di provinsi Punjab.
Istri ketiga Khan, Bushra Bibi dan wakil pertama Ali Iman Gandapur memimpin protes pada Senin malam (25 November).
Pihak berwenang menempatkan kontainer besar untuk memblokir jalan-jalan utama di Islamabad dan mencegah pengunjuk rasa memasuki jalan-jalan utama. Warga juga mengatakan seluruh transportasi umum dan stasiun ditutup untuk mencegah pengunjuk rasa.
Menteri Penerangan Uzma Bukhari mengatakan sekitar 80 pendukung Imran Khan ditangkap.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Khawaja Muhammad Asif juga mencoba bernegosiasi dengan para pemimpin partai Pakistan Tehreek-e-Insaf yang dipimpin Khan untuk menenangkan situasi.
Protes tersebut, yang dikenal sebagai “panggilan terakhir”, adalah salah satu dari banyak protes yang diorganisir oleh partainya untuk menekan pembebasan Imran Khan, yang telah ditahan sejak Agustus 2023.
Imran Khan, yang diusir oleh parlemen pada tahun 2022 setelah bentrok dengan tentara Pakistan, dipenjara atas tuduhan korupsi dan kekerasan. Namun, Khan dan timnya membantah tuduhan tersebut. (DNA/DNA)