Jakarta, CNN Indonesia –
Keran insentif mobil hybrid yang ditunggu-tunggu oleh banyak Agen Pemilik Merek (APM) di Indonesia kemungkinan akan dibuka tahun depan, menurut pernyataan Menteri Perindustrian (Manfrin) Agus Gumiwang.
Agus telah mengajukan usulan pemberian insentif mobil bermesin dan baterai kepada Kementerian Koordinator Perekonomian (Kamanferco) yang akan disampaikan kepada Presiden Prebovo Sovianto.
“Insentif kendaraan hybrid juga salah satu yang kami usulkan dan akan dibahas dalam waktu dekat dan dikoordinasikan lebih lanjut oleh kantor koordinasi. Kami siapkan tidak hanya untuk kendaraan listrik, tapi juga untuk kendaraan hybrid,” ujarnya di ICE. , BSD, Jumat (22 November).
Meski sedang dibahas di pemerintah pusat, Agus belum bisa merinci insentif apa yang akan diberikan pemerintah untuk pembelian mobil rendah emisi.
Dia menjelaskan, pembahasan masih berlanjut mengenai unsur keringanan pajak yang akan diberikan. Bisa berupa Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) (DTP) atau bentuk pembayaran lainnya.
“Seperti apa bentuknya, apa itu PPnBM DTP dan sebagainya, serta jumlahnya, mohon untuk tidak disebutkan saat ini, karena akan dibicarakan dengan pemerintah,” ujarnya.
Ia berharap bagian insentif mobil hybrid segera selesai dan diterapkan tahun depan.
“Saya bisa segera sampaikan dan saya yakin akan hal itu. Kalau kami sepakat secara internal dengan pemerintah, saya kira akan mungkin untuk menerapkannya secara efektif pada awal tahun depan. Kami akan mencoba menyiapkan ide pemerintah tahun ini,” katanya.
Kendaraan berlistrik saat ini mendapat insentif. Namun, hanya model listrik (BEV) yang ditampilkan di “karpet merah”, yang tidak setara dengan model hybrid. Salah satu alasan pemerintah tidak memberikan insentif untuk mobil hybrid tahun ini adalah karena penjualan sudah meningkat tanpa dukungan seperti BEV.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) pun membeberkan alasan pemerintah enggan memberikan insentif pada mobil hybrid.
Sebab, pemerintah ingin menciptakan jarak antara Internal Combustion Vehicle (ICE) dan BEV.
Rostam Efendi, Wakil Ahli dan Analis Kebijakan Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan RI, mengatakan pemerintah akan memberikan insentif untuk mobil hybrid pada tahap awal.
Namun saat berkendara, pilihlah BEV karena dianggap lebih ramah lingkungan dibandingkan hybrid.
“Awalnya kita melakukan perubahan energi secara bertahap. Namun begitu berjalan, diputuskan kita akan beralih ke BEV. Keputusan itu sudah diambil oleh presiden sebelumnya,” ujarnya, Kamis (21/11) di Gedung Pusat. Jakarta.
(kamu bisa/kamu bisa)