Jakarta, CNN Indonesia
Indonesia kaya akan musik lokal dengan ciri khasnya mulai dari alat musik hingga ritme.
Namun secara umum musik daerah Indonesia didominasi oleh tangga nada tertentu. Lantas seberapa besar pengaruh musik daerah Indonesia? Baca penjelasannya.
Dikutip dari Buku Panduan Guru Seni Musik VIII. High School (2021) Musik daerah Indonesia sebagian besar didominasi oleh tangga nada non diatonis yang disebut pentatonik.
Namun, masih ada instrumen lokal yang menggunakan tangga nada diatonis.
Tangga nada pentatonik digunakan pada berbagai jenis musik tradisional Indonesia seperti gamelan jawa, gamelan bali, tifa, calung dan lain sebagainya.
Apa tangga nada pentatonik itu?
Pentatonik berasal dari kata penta yang berarti lima dan bunyi yang berarti bunyi. Jadi, pengertian tangga nada pentatonik adalah tangga nada yang menggunakan lima nada dasar dalam setiap oktafnya.
Dikutip dari Seni Musik dan Budaya Kelas X/1 (2020) Tangga nada pentatonik ini sama-sama digunakan pada lagu daerah atau musik tradisional.
Misalnya musik yang dimainkan dengan alat musik tradisional Indonesia seperti gamelan jawa, gamelan sunda, gamelan bali, gambang kromong, calung. Sebab alat musik tersebut menghasilkan tangga nada pentatonik.
Ada dua jenis tangga nada pentatonik: pelog dan slendro. Keduanya mempunyai rentang harmonik yang berbeda. Perbedaan tangga nada pelog dan slendra pentatonik terlihat jelas saat dimainkan dalam musik.
Tangga nada pentatonik Pelog
Tangga nada pelog pentatonik mempunyai 7 nada, namun hanya 5 nada dominan yang digunakan karena nada d (2) dan la (6) jarang digunakan.
Oleh karena itu nada-nada yang digunakan dalam pelog pentatonik adalah 1-3-4-5-7 atau do-mi-fa-sol-si atau C-E-F-G-B.
Ciri-ciri tangga nada pentatonik adalah tenang, tenteram, khusyuk, dan sakral.
Contoh lagu daerah yang menggunakan tangga nada pelog pentatonik adalah Gundul-Gundul Pacul (Jawa Tengah), Suwe Ora Jamu (Jawa Tengah), Jamuran (Jawa Tengah), Pitik Ttsum (Jawa Tengah), Macepet-cepetan (Pali), Ngusak. Asing (Pali). Tangga nada pentatonik Slendro
Tangga nada slendro pentatonik tidak mempunyai nada fa (4) dan si (7), sehingga susunan nadanya adalah 1-2-3-5-6 atau do-re-mi-sol-la atau C-D-E-G-A.
Ciri khas pelog pentatonik adalah alunan musiknya menyenangkan, meriah, dan penuh semangat.
Contoh lagu daerah yang menggunakan tangga nada pentatonik slendro adalah Cublak-Cublak Suweng (Jawa Tengah), Lir Ilir (Jawa Tengah), Te Kate Dipanah (Jawa Tengah), Cing Cangkeling (Jawa Barat), Janger (Pali).
Inilah jawaban atas pertanyaan skala manakah yang mendominasi musik lokal Indonesia. Kebanyakan musik Indonesia menggunakan tangga nada pentatonik yang menggunakan lima nada dasar. (fef / fef)