Jakarta, CNN Indonesia —
Manchester United resmi memecat Erik ten Haag sebagai pelatih. Di bawah ini adalah profil seorang pembuat strategi dari Belanda.
Ten Hag kehilangan posisinya sebagai manajer Man United setelah kekalahan 1-2 akhir pekan lalu melawan West Ham United di Liga Inggris.
Hasil negatif ini menjatuhkan MU ke posisi 14 pekan kesembilan Liga Inggris. Hasil yang sangat mengkhawatirkan bagi tim besar seperti Man Utd.
Berbekal rekam jejak apik memimpin Ajax, Ten Haag ditunjuk sebagai manajer baru Man United pada 2022.
Ten Haag awalnya diprediksi akan menjadi pelatih ideal untuk membangun performa Man United yang terhenti selama satu dekade terakhir.
Sayangnya ekspektasi tidak sesuai dengan kenyataan. Ten Haag pun gagal menghidupkan kembali kejayaan Setan Merah sebagai tim papan atas penuh juara.
Meski Ten Hag memiliki hasil ideal sebagai pelatih papan atas. Ia tumbuh dengan filosofi total football yang legendaris.
Erik Ten Haag lahir pada tanggal 2 Februari 1970 di Haaksbergen, Belanda. Dia menghabiskan karir sepak bolanya sebagai pemain di negara asalnya.
Memulai karir di FC Twente sebagai bek tengah pada tahun 1989, karir Ten Haag melejit dan sukses memperkuat klub-klub Eredivisie hingga akhirnya memutuskan pensiun dari Twente pada tahun 2002.
Ten Haag kemudian memutuskan bertahan di dunia sepak bola dengan menjadi pelatih. Ia memulai perjalanannya dengan menjadi pelatih Go Ahead Eagles pada tahun 2012.
Semusim kemudian, Eric Ten Haag ditugaskan menangani Bayern Munich II selama dua tahun, setelah itu Pep Guardiola menjadi pelatih tim utama.
Ten Haag bisa disebut sebagai anak didik Guardiola. Pasalnya, Ten Haag saat masih menangani tim cadangan Bayern Munich banyak belajar dari Guardiola.
Salah satu pelajaran terbesar yang dipelajari Guardiola adalah fleksibilitas taktis. Ten Hag biasanya menggunakan formasi 4-3-3 atau 4-2-3-1, namun dalam praktiknya sangat dinamis di lapangan.
Selain itu pendekatannya terhadap pemain juga menarik dan sangat detail. Ten Haag sangat mementingkan aspek mental.
Setelah belajar di Jerman, ia kembali ke Belanda untuk menjadi direktur olahraga dan pelatih Utrecht.
Penampilan apik membuat Ajax Amsterdam tertarik dengan visi Erik Ten Haag. Pada tahun 2017, klub raksasa Belanda tersebut melantik Erik Ten Haag sebagai pelatih mereka untuk tahun 2017.
Ajax pun sukses di tangan Ten Haag. Selama lima musim memimpin klub, Ajax berhasil meraih dua gelar Liga Belanda, dua trofi Piala KNVB, dan satu Johan Cruijff Shield.
Ten Haag pun berhasil mengantarkan Ajax melaju ke babak semifinal Liga Champions 2018/2019 usai menyingkirkan dua klub besar: Juventus dan Real Madrid.
Sayangnya kejayaan Ten Haag bersama Ajax tidak berlanjut di MU. Ten Haag kerap adu mulut dengan pemain, tidak bisa menjaga kekompakan dalam pertandingan Setan Merah, hingga harus meninggalkan posisinya di tengah jalan.
(Juni/Rabu)