Jakarta, CNN Indonesia —
Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), memastikan susu ikan masuk dalam daftar program makanan bergizi gratis (MFM). Namun, tidak semua daerah memiliki menu ikan bandeng.
Ia mengatakan di beberapa daerah, susu ikan merupakan satu-satunya pengganti susu sapi.
“Iya, belum selesai (daerah). Ini penggantinya, ada yang susu ikan, ada yang susu (sapi), artinya sekarang sedang direncanakan,” ujarnya di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kamis (28/8). 11).
Menurut Trenggono, tidak semua daerah biasa mengonsumsi ikan. Tempat makan ikan yang paling umum adalah wilayah Indonesia bagian timur.
Oleh karena itu, akan dipetakan daerah mana saja yang akan diberikan susu ikan tersebut dalam program MBG.
“Kalau di Indonesia Timur tentu suka dengan susu ikan, susu ikan sekarang sudah tergantikan dengan berbagai makanan. Tapi kalau kebiasaan minum susu sapi terus berubah, pasti ada perubahan,” ujarnya.
Direktur Jenderal Pemajuan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Budi Sulistyo sebelumnya mengatakan, pemerintah saat ini sedang gencar mempromosikan produk ikan, salah satunya susu ikan di dapur sentral yang dikelola Badan Pangan Nasional.
“Salah satunya (bandeng ada di menu MBG), nah, nanti kita beberkan, dapurnya banyak (di dalam), nah, nanti dapur mana yang akan dibeli, tapi semuanya akan menjadi Kepala dapur ini. ,” kata Budi saat ditemui di ruang kerjanya, dikutip Detik, Kamis (21/11).
Budi menegaskan, KPK akan memantau kualitas dalam proses produksi, tidak hanya kebersihan pabrik, pemilihan bahan baku, dan higienitas. Melihat kekuatan produksi susu ikan, Budi yakin cukup untuk program MBG.
“Tetapi standarnya kita dorong, kita promosikan dan kita monitor,” tambah Budi.
Sejauh ini hanya ada satu pabrik susu ikan yang berlokasi di Indramayu. Namun kapasitas produksinya tetap, karena dalam satu bulan bisa mencapai 30 ton.
“Kalau kita bandingkan dengan kapasitas yang ada, kita masih punya sisa yang cukup untuk memenuhinya, nah, saya berharap kedepannya akan lebih banyak produk atau akan dibangun lebih banyak pabrik di sana,” ujarnya.
(fby/sfr)