Jakarta, CNN Indonesia —
Jumlah kasus HIV telah meningkat selama dekade terakhir. Terbaru, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat 47.896 kasus HIV baru sepanjang Januari hingga September 2024.
Namun, hal ini tidak berarti bahwa peningkatan jumlah pengidap HIV bertanggung jawab atas tren ini. Jumlah kasus meningkat seiring masyarakat menjadi lebih sadar untuk melakukan tes mandiri.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan yang diperoleh fun-eastern.com, sejak tahun 2022 hingga saat ini jumlah tes HIV mengalami peningkatan akibat pandemi Covid-19, dengan tambahan 1 juta tes per tahun.
Ketika jumlah orang yang mengetahui tes ini meningkat, jumlah kasus menjadi lebih mudah.
Antara Januari dan September 2024 tahun ini, lebih dari 5 juta orang akan dites HIV/AIDS.
Hasilnya, 47.896 kasus baru terdeteksi pada tahun ini.
Banyak daerah di Pulau Jawa yang masih didominasi kasus HIV di Indonesia. DKI Jakarta menempati urutan pertama jumlah pengidap HIV, disusul Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Total ada 11 provinsi penyumbang kasus HIV terbesar di Indonesia, yaitu 76 persen dari seluruh kasus.
Berikut 11 provinsi penyumbang kasus HIV terbanyak:
1. DKI Jakarta2. Jawa Timur3. Jawa Barat4. Jawa Tengah 5. Sumatera Utara6. Bali7. Papua8. Papua Tengah 9. Sulawesi Selatan 10. Banten 11. Kepulauan Riau
Human immunodeficiency virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Saat terkena virus ini, kemampuan tubuh melawan infeksi menjadi melemah.
Di sisi lain, AIDS adalah tahap akhir dari infeksi HIV. Dalam hal ini, tubuh tidak dapat melawan infeksi.
HIV biasanya ditularkan melalui hubungan seks yang tidak aman dan berbagi jarum suntik.
Pada tahap awal, infeksi HIV biasanya menimbulkan gejala yang signifikan. Gejalanya biasanya mirip flu dan mulai muncul beberapa minggu setelah infeksi. (tst/abad)