Jakarta, CNN Indonesia –
CEO Intel Pete Gelsinger terpaksa mengundurkan diri setelah gagal mengembalikan perusahaan ke masa kejayaannya sebagai pembuat chip semikonduktor.
Perusahaan mengatakan Gelsinger dipecat efektif 1 Desember. Intel kini menunjuk dua CEO, Michelle Johnston Holthaus dan David Zenner, untuk mencari penerus Gelsinger.
“Dengan kepemimpinan Dave dan MJ, kami akan terus fokus pada prioritas kami: menyederhanakan dan memperkuat portofolio produk kami serta meningkatkan kemampuan dan fasilitas manufaktur sehingga kami dapat meningkatkan keuntungan dan modal,” kata Frank Urey, Ketua Independent Intel. Perusahaan. Dalam keterangannya, mengutip CNN, Senin (2/12).
Ia melanjutkan, “Kami berupaya membuat Intel lebih tipis, lebih ringan, dan lebih fleksibel.”
Gelinger mengundurkan diri setelah masa sulit di perusahaan. Margin produsen chip yang dulunya dominan ini telah menyusut karena kalah bersaing dengan kemajuan AI dan diambil alih oleh banyak pesaingnya.
Gelsinger mengambil alih jabatan CEO Intel pada Februari 2021. Pada saat itu, Gelsinger ditugaskan untuk membalikkan keadaan perusahaan teknologi besar Amerika yang menghadapi persaingan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Namun selama masa jabatannya, prospek perusahaan terus menurun karena terlihat jelas bahwa perusahaan tersebut tertinggal dari gelombang teknologi lainnya meskipun pemerintah AS telah mengeluarkan miliaran dolar untuk mendukung produksi chip dalam negeri.
Menurut laporan Reuters, Gelsinger mengundurkan diri pada rapat dewan pekan lalu. Seseorang yang mengetahui masalah ini mengatakan bahwa para eksekutif merasa bahwa rencana Gelsinger yang mahal dan ambisius untuk mengubah Intel tidak berhasil dan kemajuan serta perubahan berjalan lambat.
Menurut sumber tersebut, dewan direksi mengatakan kepada Gelsinger bahwa dia bisa pensiun atau dipecat, dan dia memutuskan untuk mengundurkan diri.
Saham Intel turun 61 persen selama masa jabatan Gelsinger. Sahamnya naik 3 persen di awal perdagangan Senin, sebelum turun lebih dari 1 persen di sore hari.
Perusahaan ini mengumumkan pada bulan Agustus bahwa mereka akan memberhentikan 15 persen tenaga kerjanya sebagai bagian dari upaya pemotongan biaya sebesar $10 miliar.
Intel pernah mendominasi pasar chip komputer dunia, dengan chip Intel di PC dan Mac. Namun, selama dua dekade terakhir, gelombang komputasi seluler telah mengambil alih industri ini dan meninggalkannya di belakang para pesaingnya. Dalam beberapa tahun terakhir, gelombang AI telah mengambil alih Intel.
Setahun setelah Gelsinger mengambil alih jabatan CEO, OpenAI memperkenalkan ChatGPT, yang menggemparkan dunia. Sisanya tinggal sejarah: Nvidia, yang pernah menjadi pesaing kecil Intel, kini menjadi perusahaan paling bernilai kedua di dunia setelah sukses besar dalam bidang chip yang dapat memproses data besar dan menjalankan AI.
Nilai pasar Nvidia sebesar $3,4 triliun adalah 33 kali lebih tinggi dari nilai pasar Intel yang hanya $104 miliar.
Saham Nvidia telah meningkat hampir 720 persen selama dua tahun terakhir, seiring perusahaan tersebut menjadi salah satu perusahaan publik paling bernilai di dunia dan menjadi perbincangan di dunia teknologi.
Perjuangan Intel telah menimbulkan pertanyaan tentang kemungkinan pengambilalihan oleh pesaingnya seperti Qualcomm, sebuah peluang yang bahkan bisa lebih berharga di bawah pemerintahan Donald Trump yang akan datang, yang diperkirakan akan lebih agresif dalam mengatasi masalah kepercayaan.
(satu setengah)