Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi mengimbau masyarakat, khususnya orang tua, memberikan pola pengasuhan yang mengutamakan kepentingan anak.
Hal ini merujuk pada kasus bocah 14 tahun yang membunuh ayah dan neneknya di Jakarta Selatan.
Dari hal tersebut, Arifa menekankan pentingnya membangun komunikasi yang hangat agar anak dan orang tua dapat saling berkomunikasi. Komunikasi juga penting untuk menghindari perasaan tersembunyi yang dapat memicu ledakan konflik dalam keluarga.
“Sebagai orang tua dari anak remaja, diharapkan orang tua tetap memperhatikan hubungan dan kepribadiannya,” kata Arifa dalam keterangan tertulis, Selasa (3/12).
Arifa juga memastikan anak yang berhadapan dengan hukum akan mendapat bantuan komprehensif. Bantuan tersebut mencakup aspek hukum, psikologis, serta menjamin terpenuhinya hak-hak anak.
“Kami menyampaikan keprihatinan kami. Sudah menjadi amanah dan tugas kami (Kementerian APD) untuk memastikan hak-hak anak dihormati dan dilindungi, terutama anak-anak yang berada dalam situasi buruk dan melanggar hukum,” ujarnya.
Kata dia, sebagai anak yang berhadapan dengan hukum, seharusnya anak tetap mendapatkan haknya. Hal ini meliputi mendapatkan bantuan hukum, mendapatkan bantuan dari orang tua/wali atau orang yang dipercaya oleh anak, tidak mengungkapkan identitas anak, tidak memberikan label-label tertentu yang dapat meresahkan anak dan menghalangi anak untuk dipertemukan kembali dengan orang tua, keluarga dan sanak saudaranya. lingkungan di mana mereka tinggal.
Kementerian PPA sendiri, kata dia, melalui tim pelayanan SAPA membantu anak tersebut, mulai dari awal proses hukum hingga bantuan psikologis dari awal emosional, serta mengikuti proses hukum dengan baik dari awal hingga persidangan. . katanya.
Kasus ini ditangani Polres Metro Jakarta Selatan. Polisi menetapkan anak tersebut sebagai tersangka. Saat ini, bocah tersebut masih dalam pemeriksaan intensif untuk mendalami motif dan kronologi kejadian tersebut.
Di sisi lain, ibu pelaku yang juga menjadi korban masih dirawat intensif di rumah sakit.
“Kami bertemu dengan anak tersebut. Tentu menyedihkan. Kami bertemu untuk memberikan kekuatan dan dukungan agar dia bisa mengikuti proses hukum,” ujarnya.
“Tentunya sebagai seorang ibu melihat kejadian ini sangat miris. Untuk pertemuan dengan orang tua dalam hal ini ibu, karena kondisi korban masih labil sehingga tidak mungkin kami bisa bertemu,” jelasnya. (tst/asr)