Jakarta, CNN Indonesia —
Prancis telah menuduh Israel melanggar perjanjian gencatan senjata dengan milisi Hizbullah Lebanon sebanyak 52 kali sejak 27 November.
Media Israel, Ynet News, melaporkan, serangan Sabtu lalu menewaskan tiga warga Tel Aviv, Lebanon, dalam salah satu pelanggaran militer terbaru yang dilakukan negara Eropa yang merupakan salah satu sekutu Israel.
“Rakyat Lebanon berkomitmen penuh untuk mempertahankan gencatan senjata dan mencegah Hizbullah membangun kembali kehadirannya di Lebanon selatan, namun mereka harus diberi waktu untuk membuktikan diri,” kata seorang pejabat Prancis kepada Ynet News, Al Jazeera melaporkan.
Tentara Israel membenarkan serangan terhadap Lebanon saat gencatan senjata berlaku. Namun, Tel Aviv berpendapat bahwa langkah tersebut merupakan respons terhadap pelanggaran yang dilakukan Hizbullah.
Namun menurut Ynet News yang mengutip pejabat Perancis, Israel bertindak tanpa berkonsultasi dengan komisi internasional mengenai serangan tersebut. Sebuah komisi internasional dibentuk untuk memantau pelaksanaan perjanjian gencatan senjata.
Sementara itu, para pejabat Israel kembali membela tindakan mereka dengan mengatakan bahwa komite pemantau internasional yang memantau situasi di lapangan belum beroperasi sepenuhnya hingga awal pekan ini.
Israel dan Hizbullah terus saling menyalahkan karena melanggar perjanjian gencatan senjata.
Israel menuduh milisi Hizbullah masih ada di sektor selatan perbatasan Lebanon. Tel Aviv menganggap hal ini sebagai pelanggaran terhadap perjanjian gencatan senjata.
Hizbullah juga menuduh Israel melanggar perjanjian gencatan senjata, dengan mengatakan Israel telah menyerang warga yang kembali ke desa-desa perbatasan.
Dalam perjanjian gencatan senjata, Israel dan Hizbullah sepakat untuk membongkar instalasi militer ilegal di selatan Sungai Litani. Namun, tidak ada pembahasan mengenai instalasi militer di utara sungai.
Setelah gencatan senjata diberlakukan, tank-tank Israel terus menembaki lima kota dan beberapa kawasan pertanian di Lebanon selatan. Setidaknya dua orang terluka dalam serangan tank itu, menurut media pemerintah dan sumber keamanan Lebanon.
Seluruh wilayah tersebut berada dalam jarak 2 kilometer dari Garis Biru, wilayah yang ditetapkan sebagai wilayah netral di perbatasan Lebanon-Israel.
Militer Zionis berdalih telah mengidentifikasi beberapa aktivitas mencurigakan yang melanggar dan mengancam ketentuan perjanjian gencatan senjata. (RDS)