
Surabaya, CNN Indonesia —
Dekan memberhentikan sementara Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlanga (Unair) setelah secara sindiran memberikan ucapan selamat kepada Prabowo Subianto – Jibran Rakabuming Raka atas masa jabatannya.
Presiden BEM FISIP Unair Tufahati Ullaya Bakhtiar mengatakan, pihaknya menerima surat elektronik (email) dari Dekan pada Jumat (25/10) sore perihal pemberhentian sementara BEM.
Karangan bunga merupakan sebuah karya seni satir yang dirancang untuk mengungkapkan kekesalan terhadap rangkaian peristiwa yang terjadi pada pemilu 2024, kata Tufa saat diwawancarai, Sabtu (26/10).
Peletakan karangan bunga dilakukan di Taman Barat Unair FISIP pada Selasa (22/10) dengan tulisan sebagai berikut: “Selamat kepada pelanggar HAM yang brutal dan guru besar dengan IPK 2,3 sebagai presiden dan wakil presiden sebuah organisasi. Negara Kesatuan Republik Indonesia lahir dari rahim konstitusi yang tidak sah.”
Lalu ada foto Prabowo dengan tulisan “Jenderal TNI Prabowo Subianto Djojohadikusumo (Presiden Tim Mawar)” dan foto Gibran dengan tulisan “Administrator Fufufafa”. Demokrasi”.
Tufa mengamini foto buket bunga tersebut viral di media sosial, khususnya Twitter dan TikTok, dan masyarakat pun bereaksi dengan pro dan kontra. Namun menurutnya, para mahasiswa menunjukkan dukungan.
Tuffa juga menjelaskan, BEM FISIP awalnya mendapat telepon dari Ketua Komite Etik Maksiat FISIP untuk mengklarifikasi dekorasi bunga pada agenda Kamis malam (24/10).
Pada Jumat pagi (25/10), Tufa tiba bersama Wakil BEM FISIP Unair dan Menteri Politik dan Kajian Strategis untuk memenuhi panggilan Komite Etik Fakultas.
Seusai forum, pada pukul 16.13 di hari yang sama WIB menerima email dari Dekan FISIP Unair yang menyatakan bahwa BEM telah diberhentikan sementara. Surat No. 11048/TB/UN3.FISIP/KM.04/2024 dikirimkan ke Dekan FISIP Unair prof. Ditandatangani oleh Bagong Suyonto.
Menurut Tuffa, BEM tidak akan menyerah meski operasionalnya dibekukan. Kabinetnya akan melanjutkan perjuangan hingga akhir masa kepemimpinannya.
“Sampai dengan berita acara ini, belum ada pembicaraan lebih lanjut dengan dekan BEM mengenai surat skorsing tersebut. Kami sepakat untuk tidak menghentikan eksekusi keadilan bagi seluruh fungsionaris dan tetap melanjutkan perjuangan pada hari itu,” ujarnya. .
Dekan FISIP Unair Profesor Bagong Suyanto membenarkan adanya skorsing tersebut, namun ia mengaku belum bisa berkomentar karena masih dalam rapat dengan BEM FISIP pada Senin (28/10).
“Senin ya. Setelah saya ketemu dengan BEM FISIP,” kata Bagong kepada fun-eastern.com.
Sementara itu, dalam surat Nomor 11048/TB/UN3.FISIP/KM.04/2024 yang dikeluarkan Dekan FISIP Unair, tertulis pembahasan skorsing tersebut karena adanya penggunaan cerita tidak pantas dalam dekorasi bunga. dengan etika universitas dan budaya akademik.
Setelah itu, hiasan bunga tersebut ditempatkan di halaman FISIP Unair tanpa izin dan tanpa konsultasi dengan pimpinan fakultas.
Dengan demikian, Dekan FISIP Unair memutuskan kepengurusan BEM FISIP Unair dinyatakan dibekukan mulai hari ini (Jumat), sambil menunggu terbitnya keputusan Dekan FISIP Unair selanjutnya.
(frd/tsa)