Jakarta, CNN Indonesia —
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan sejumlah wilayah di Indonesia berisiko tinggi terkena banjir saat musim hujan mencapai puncaknya pada Desember mendatang. Periksa daftarnya.
Dalam unggahan Instagramnya, BMKG mengungkapkan hingga 3 November, sebanyak 59 persen wilayah musim hujan (ZOM) Indonesia sedang memasuki musim hujan.
Daerah tersebut meliputi sebagian besar Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkula, Bangka Belitung, Lampung Barat, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur. , sebagian Kalimantan Selatan, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Berdasarkan analisis BMKG, analisis curah hujan III November 2024 berkisar pada kriteria rendah (12 persen), sedang (62 persen), dan tinggi hingga sangat tinggi (26 persen).
“Hujan Bassar pertama pada bulan Desember 2024 secara umum diperkirakan turun dengan standar rendah hingga sedang (0-150mm/Dassarian),” kata BMKG dalam keterangannya, Selasa (12 Maret).
Wilayah dengan curah hujan sedang (50-150 mm/hari) diperkirakan terjadi di sebagian besar wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, Maluku Tengah, Papua Barat, Papua, sebagian Yogyakarta, Jawa Timur, sebagian kecil Banten, Jawa Barat, dan Barat. Jawa. Jawa Tengah.
Sedangkan wilayah yang diperkirakan akan mendapat curah hujan sangat tinggi atau lebih dari 150 mm per hari antara lain Kepulauan Mentawai, Maluku Selatan, Bali, Mali Tenggara, sebagian besar Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, sebagian Belitung, Yogyakarta, dan Jawa. Jawa Timur, sebagian kecil Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Kalimantan, Sulawesi Selatan, Papua Barat, Papua. Sekarang giliran La Nina
Hujan deras tersebut tidak lepas dari peran fenomena La Niña yang sudah aktif di Indonesia. BMKG memperkirakan fenomena La Niña berpotensi masih aktif di Tanah Air hingga April 2025.
Presiden BMKG Dwikorita Karnavati meminta masyarakat mewaspadai fenomena La Niña yang terjadi bersamaan dengan musim hujan di Indonesia. Hal ini membuat kemungkinan terjadinya curah hujan tambahan menjadi 20-40 persen, tambahnya.
Fenomena ini akan terus berlanjut pada bulan November atau akhir tahun 2024 hingga setidaknya bulan Maret atau April 2025.
“Kami mengimbau masyarakat untuk bersiap menghadapinya, karena fenomena ini dapat berdampak signifikan terhadap kondisi cuaca,” kata Dwikorita beberapa waktu lalu.
Lanjutnya, “Khususnya bagi masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan, di lereng gunung dan dataran tinggi, serta di sepanjang bantaran sungai.”
La Niña merupakan fenomena iklim global tidak normal yang disebabkan oleh turunnya suhu permukaan laut di Samudera Pasifik. Fenomena ini dapat menimbulkan berbagai bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir, tanah longsor, angin kencang, dan angin topan.
Selain itu, La Niña dapat menyebabkan banjir lahar yang kemungkinan terjadi ketika air hujan bercampur dengan material vulkanik gunung berapi berupa pasir, abu, bebatuan, dan kayu atau pepohonan, terutama pada gunung berapi yang masih aktif atau baru saja meletus. .
Oleh karena itu, kata dia, masyarakat harus waspada dan memerlukan kesiapan seluruh komponen baik pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan masyarakat setempat.
Daftar wilayah dengan potensi banjir tinggi
Dengan kondisi seperti itu, sejumlah wilayah di Indonesia berpotensi terendam banjir. Wilayah-wilayah ini terletak di sembilan provinsi di negara tersebut. Berikut daftarnya:
Banten: Lebak, Pandeglang, Serang
Jawa Barat: Bandung, Bandung Barat, Bogor, Chiamis, Cianjur, Garut, Kuningan, Magalingka, Pangandaran, Purwakarta, Subang, Sukabumi, Sumedang, Tasikmalaya.
Jawa Tengah: Banjarnegara, Banyumas, Batang, Brebes, Silakap, Kebumen, Kendal, Pekalongan, Pemalang, Purbalinga, Pororejo, Tegal, Wonosobu. Jawa Timur:Banyuwangi, Blitar, Gresik, Jember, Malang, Pakitan, Probolinggo, Trengalik.
Bali: Badung, Bangli, Buleleng, Gianyar, Karangasem
NTB: Bima, Dombo, Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Utara, Sumbawa, Sumbawa Barat
NTT: Belu, Kupang, Mangarai, Mangarai Barat, Mangarai Timur, Ngada, Rut Ndau, Sabo Raigua, Sumba Barat, Sumba Barat Daya, Sumba Tengah, Sumba Timur, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara
Sulawesi Selatan: Goa, Kota Makassar, Maros, Pangkagen Maluku: Maluku Barat-Tenggara
[Gambas: Instagram]
(Tim/Boneka)