Jakarta, CNN Indonesia –
Badan Meteorologi, Iklim, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan ada kemungkinan terulangnya bencana banjir Jakarta pada tahun 2020 akibat pergerakan udara dingin dari dataran tinggi Siberia.
“Sejak pekan lalu, kami mendeteksi kemungkinan masuknya cold front dari dataran tinggi Siberia. Mulai Desember mendatang akan bergerak menuju wilayah Indonesia,” kata Kepala BMKG Dvikorita Karnavati saat rapat kerja persiapan pelaku. Bersama Komisi V DPR RI, Rabu (4/12).
Dia menambahkan, pendaratan diperkirakan terjadi pada 20 Desember hingga 29 Desember.
Akibat cuaca dingin, angin kencang, gelombang, dan hujan juga meningkat, jelas Dwikoritta.
Menurut dia, kecepatan angin dan tinggi gelombang akan meningkat di Laut Natuna
Di wilayah barat Indonesia, cuaca dingin ini, dalam skenario terburuk, dapat menyebabkan banjir besar di Jakarta pada tahun 2020.
Lalu kalau mendarat di Indonesia bagian barat, ke Jawa Barat, Lampung, lalu Banten, jelas DK Dwikorita.
Dia menambahkan, “Kami telah mendeteksi semburan udara dingin dalam waktu singkat.”
Pada Januari 2020, Luas Wilayah Jakarta adalah 350 cm Saat itu, intensitas curah hujan sangat deras, 377 mm per hari
Akibatnya, 390 RW dari 151 kelurahan di 35 kelurahan Jakarta terendam selama empat hari. Sebanyak 83.406 orang terdampak.
DKI menyebutkan 36.445 warga mengungsi di 269 titik dan 19 orang meninggal dunia akibat banjir.
Selain itu, efek samping yang lebih ringan dari cuaca dingin adalah gangguan transportasi Dwikorita mencontohkan cuaca dingin ekstrim pada tahun 2022 dapat menghambat operasional penyeberangan di pelabuhan.
“Dua tahun lalu, pemandangan cahaya saat penyeberangan Merak-Bakuheni tiba-tiba tenggelam. Kapal tenggelam karena angin kencang dan masih ada orang yang menyeberang. , katanya.
Musim hujan mencapai puncaknya pada bulan Desember dan Januari di banyak wilayah barat negara ini Puncak curah hujan pada musim hujan yang dikombinasikan dengan kejadian La Niña meningkatkan curah hujan hingga 20 persen.
(lom/dmi)