Jakarta, CNN Indonesia —
Kedutaan Besar Republik Indonesia di Seoul (KBRI) melaporkan situasi di Korea Selatan setelah Presiden Yoon Suk Yeol mengumumkan keadaan darurat pada Selasa (3/12) malam.
Kuasa Usaha Sementara KBRI Seoul Zelda Wulan Kartika mengatakan, kondisi di ibu kota Korea Selatan itu kini sama seperti hari-hari biasa. Masyarakat tetap beraktivitas normal tanpa ada pembatasan akibat penetapan keadaan darurat.
“Pagi-pagi sekali, Presiden Yoon (Suk Yeol) mengumumkan bahwa dia telah mengeluarkan resolusi dari sidang Majelis Nasional yang meminta pencabutan keadaan darurat di militer. Karena situasi stabil dan tenang untuk kembali “tidak ada yang stabil, masyarakat tetap beraktivitas seperti biasa,” kata Zelda, dalam wawancara dengan CNN Indonesia.
Zelda mengatakan layanan KBRI di Seoul beroperasi seperti biasa setelah Yoon mencabut keadaan darurat.
Keadaan darurat diumumkan pada Selasa (3/12) malam dan dicabut beberapa jam kemudian setelah parlemen memutuskan untuk membatalkannya.
Meski kondisi aman, Zelda tetap mengimbau warga negara Indonesia di Korea Selatan (WNI) untuk tetap waspada dan waspada. Ia meminta WNI keluar dari area pameran untuk menghadiri demonstrasi.
“Demonstrasi sebelumnya memang banyak, tapi yang saya lihat tidak sebanyak ini, tapi setidaknya masyarakat Indonesia tidak ikut serta, dan kalau bisa jauhi kerumunan seperti itu demi keselamatan Anda sendiri,” ujarnya. Zelda.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengumumkan keadaan darurat, dengan alasan ancaman dari Korea Utara dan kekuatan “anti-negara”.
“Saya mengumumkan darurat militer untuk melindungi Korea Selatan yang liberal dari ancaman kekuatan komunis di Utara dan untuk menekan mereka yang menentang negara,” kata Yoon dalam pidatonya kepada negara tersebut, menurut AFP. katanya.
Yoon mengatakan “partai oposisi” menghancurkan pemerintah hanya karena mereka menyalahkannya dan menuntut penyelidikan khusus terhadap Ibu Negara Kim Keon Hee.
Yoon telah terlibat dalam skandal korupsi tahun ini, salah satunya melibatkan istrinya Kim Keon Hee yang menerima tas Dior sebagai suap dan terlibat dalam penipuan properti.
Bulan lalu, Yoon terpaksa meminta maaf di televisi nasional, dengan mengatakan dia telah membangun kantor untuk melindungi hak-hak Ibu Negara. Namun, dia menolak permintaan pihak oposisi untuk mengadakan persidangan khusus. (blq/dna)