Jakarta, CNN Indonesia —
Pejabat tinggi kepresidenan Korea Selatan mengundurkan diri secara massal pada Rabu (4/12) waktu setempat.
Keputusan itu diambil setelah Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengumumkan darurat militer dan kemudian mencabutnya.
Menurut surat kabar “Korea Herald”, pernyataan resmi dari kantor kepresidenan Korea Selatan mengatakan, “Kepala staf dan sekretaris senior mengajukan pengunduran diri mereka bersama-sama.”
Para pejabat senior telah meminta Presiden Yun untuk mengundurkan diri setelah mengumumkan darurat militer dan mencabut mandatnya pada hari Rabu ini.
Pengunduran diri pejabat tinggi presiden disetujui pagi ini dalam rapat kabinet yang dipimpin oleh Kepala Staf Chung Jin-suk.
Sebelumnya, Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengumumkan keadaan darurat militer pada Selasa (3/12) waktu setempat.
Dalam pidatonya di televisi, Yoon mengatakan langkah tersebut diperlukan untuk melindungi Korea Selatan dari “kekuatan komunis”.
“Saya mengumumkan darurat militer untuk melindungi Korea Selatan yang liberal dari ancaman kekuatan komunis Korea Utara dan menghilangkan unsur-unsur anti-nasional,” kata Yoon.
Korea Selatan berada di bawah darurat militer untuk pertama kalinya sejak tahun 1987 karena meningkatnya ketegangan politik dengan Korea Utara.
Namun, Yun dikabarkan baru resmi mencabut darurat militer Korea Selatan kurang dari 12 jam kemudian pada Rabu (4/12).
Pencabutan darurat militer terjadi setelah Yun mengadakan rapat kabinet dan setuju untuk mengizinkan Majelis Nasional melakukan pemungutan suara untuk pencabutan darurat militer. (Yesus/Buck)