Jakarta, CNN Indonesia —
Wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, dan Lampung diperkirakan akan diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat dalam tiga hari ke depan, mulai Jumat (6/12) hingga Minggu (8/12). Lihatlah prediksinya.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan potensi cuaca tersebut disebabkan oleh dinamika atmosfer yang terjadi di Indonesia. Salah satunya dampak terbentuknya siklon tropis 91S di Samudera Hindia barat daya Banten.
Khusus untuk dampak berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Bahkan diperkirakan mencapai sangat lebat disertai angin kencang. Diperkirakan hampir merata di wilayah Lampung, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Barat. di Jabodetabek,” kata Dwikorita saat jumpa pers, Kamis (5/12).
Merujuk laporan BMKG, bibit siklon tropis 91S teramati di Samudera Hindia selatan Banten, tepatnya pada sekitar 9,5 derajat transit Selatan dan 105,0 derajat BT dengan kecepatan angin maksimum 15 knot (28 km/jam) dan kecepatan angin maksimum 15 knot (28 km/jam). tekanan udara minimum 1006 hPa.
Namun menurut BMKG, potensi Siklon Tropis 91S menjadi siklon tropis dalam waktu 24 jam ke depan secara umum cukup rendah. Begitu pula untuk jangka waktu 48 hingga 72 jam berikutnya.
Selain itu, fenomena ini juga dapat menimbulkan angin kencang yang disertai kilat dan kilat.
Dan dampak langsungnya berupa gelombang tinggi di wilayah Indonesia, ujarnya.
Dwikorita mengatakan, ketinggian gelombang laut hingga 1,25 hingga 2,5 meter berpotensi terjadi di Samudera Hindia Selatan mulai dari Bali hingga NTT.
Dwikorita sebelumnya juga mewaspadai potensi banjir bandang seperti yang terjadi empat tahun lalu.
Kondisi tersebut dikarenakan musim hujan saat ini disertai dengan fenomena La Nina yang meningkatkan curah hujan hingga 20 persen dari kondisi normal yang terjadi pada akhir tahun hingga awal tahun 2025.
“Saat ini kita sedang memasuki musim hujan, puncak musim hujan di sebagian wilayah Sumatera dan Jawa terjadi pada akhir Desember. Kemudian di sebagian daerah puncak musim hujan terjadi pada Januari,” kata Dwikorita kemarin. Artinya, pada saat mudik Nataru, kebetulan sedang atau mendekati puncak musim hujan, ujarnya kemudian.
Faktor pemicu
BMKG memperkirakan dalam ‘Prakiraan Cuaca Mingguan Periode 3-9 Desember 2024’, dalam beberapa hari ke depan cuaca ekstrem diperkirakan akan melanda sejumlah wilayah di Indonesia seiring dengan tingginya musim hujan.
BMKG melaporkan beberapa fenomena atmosfer aktif akan mempengaruhi pola cuaca sehingga menimbulkan potensi hujan dengan intensitas tinggi yang dapat menimbulkan dampak parah seperti banjir, tanah longsor, dan aliran lahar di sekitar gunung berapi aktif.
Salah satu faktor penyebab kondisi tersebut adalah adanya sirkulasi siklon di Laut Natuna dan Samudera Hindia barat daya Banten. Fenomena ini memperkuat pengangkatan massa udara sehingga mempercepat terbentuknya awan hujan dengan intensitas lebat di wilayah sekitarnya.
Selain itu, kombinasi berbagai dinamika atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, gelombang Kelvin, dan Frekuensi Rendah juga meningkatkan peluang terjadinya hujan deras di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah.
Kondisi ini berpotensi menimbulkan hujan dengan durasi lebih lama dan intensitas lebih tinggi, tulis BMKG dalam keterangan resminya.
Seiring dengan puncak musim hujan, beberapa wilayah di Indonesia seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi memiliki risiko lebih tinggi terhadap curah hujan tinggi yang dapat menyebabkan banjir, genangan air, atau tanah longsor di wilayah rentannya.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah potensi terjadinya hujan lebat di wilayah sungai sekitar gunung berapi yang sedang aktif, karena potensi aliran lahar hujan yang dapat dihasilkan.
BMKG mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dan terus memantau informasi cuaca terkini, kata badan tersebut. (mnf/dmi)