Jakarta, CNN Indonesia —
Kementerian Keuangan membayar ‘hutang’ kompensasi sebesar Rp 111,43 triliun (termasuk pajak) kepada PT Pertamina (Persero).
Pinjaman tersebut ditujukan untuk penyaluran bahan bakar jenis tertentu (JBT) solar dan alokasi bahan bakar jenis tertentu (JBKP) pertalite untuk periode triwulan IV-2023 sampai dengan triwulan II-2024.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri menyampaikan rasa terima kasih pemerintah atas penerimaan pembayaran kompensasi ini.
Penerimaan ini merupakan wujud nyata dukungan pemerintah terhadap Pertamina dalam menjalankan perannya sebagai penyedia energi nasional, ujarnya dalam keterangan tertulis yang dikutip, Kamis (12/5).
Dana kompensasi merupakan pembayaran pemerintah atas selisih harga formula penyaluran JBT Solar dan JBKP Pertalite dengan harga eceran di SPBU.
Khusus triwulan II 2024, dana kompensasi sebesar Rp38,03 triliun (termasuk pajak) atau Rp34,26 triliun (belum termasuk pajak).
Simon juga menyampaikan bahwa perseroan akan terus mendukung program pemerintah untuk mewujudkan kemandirian energi dengan mengedepankan ketahanan, ketersediaan dan keberlanjutan energi, serta menyediakan energi dengan solusi inovatif yang memberikan nilai tambah bagi masyarakat.
“Kami memandu bisnis kami dengan strategi pertumbuhan ganda yang dirancang untuk memperkuat ketahanan energi Indonesia sekaligus mengembangkan perusahaan rendah karbon untuk transisi energi,” tambahnya.
Pertamina juga terus berupaya mengoptimalkan penyaluran BBM bersubsidi dan memastikan masyarakat yang berhak menerima BBM bersubsidi melalui Program Subsidi Sasaran Pertamina.
Di sisi lain, Pertamina terus menggalakkan penyaluran BBM nonsubsidi dalam jumlah banyak dengan memperluas titik penjualan BBM nonsubsidi. Hingga kuartal III tahun 2024, Pertamina berhasil meningkatkan volume penjualan bahan bakar nonsubsidi sebesar 13 persen year-on-year (y-o-y) atau 31 juta kiloliter.
Simon juga menjelaskan, berbagai upaya dilakukan untuk mendukung program subsidi tepat sasaran, antara lain pembelian solar bersubsidi dan pertalite bersubsidi untuk kendaraan roda 4 melalui kode QR MyPertamina.
Perseroan juga melakukan pengawasan terhadap penyaluran LPG 3 kg bersubsidi melalui Pertamine Merchant Apps Pangkalan (MAP). Selain itu, Pertamina juga memperkuat peralatan dan kemampuan digitalisasi di lebih dari 8.000 SPBU di seluruh Indonesia.
“Kami berharap proses digitalisasi ini mampu memantau proses implementasi program subsidi yang ditargetkan secara real time dan juga menjamin akses BBM bersubsidi dan LPG bagi penerima manfaat,” tutupnya.
(tanggal/Agustus)