Jakarta, CNN Indonesia —
Badan Pangan Nasional (BAPNAS) masih menunggu hasil kajian Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terhadap sisa bantuan pangan tahun 2024 sebesar Rp 9,96 triliun.
“Nilai anggaran bantuan pangan sebenarnya sebesar 26,16 triliun rupiah atau 72,44 persen dari pagu anggaran bantuan pangan (Rp 36,12 triliun),” kata Direktur Bipanas Aliyu Prasitio Adi pada rapat Komite IV DPR di Jakarta Pusat dalam Rapat Dengar Pendapat Bersama RI (RDP).
“Sisa anggaran bantuan pangan tahun 2024 (Rp 9,96 triliun) diharapkan selesai pada bulan Desember 2024. Pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan pangan tahun 2024 oleh BPKP dan Lembaga Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) Bapanas” Kami tinjau Kami tunggu dan ‘ mohon bantuannya,” lanjutnya.
Bapak Bipanth juga memaparkan usulan anggaran bantuan pangan untuk tahun 2025. Arif mengatakan, bantuan pangan akan diberikan kepada 16 juta rumah tangga (KPM) atau kurang dari 22 juta KPM pada tahun ini.
Dana akan disalurkan selama enam bulan pada tahun depan. Total anggaran yang diusulkan adalah Rp 31,1 triliun, dan diperkirakan Rp 29,39 triliun akan dibelanjakan terutama untuk beras.
“Kami menantikan dukungan pimpinan dan anggota Komite IV DPR RI terkait usulan anggaran tambahan,” kata Arif.
Sementara itu, Bos Bipnas mengatakan selisih pembayaran pembelian barang senilai Rp 516 juta dikembalikan ke kas negara. Hal itu dilakukan berdasarkan temuan Otoritas Pemeriksaan Keuangan (BPK) pada Laporan Keuangan Bipnas 2023.
BPK menilai, pemulihan belanja produk Bipnas tidak dapat diandalkan. Sebab, pertanggungjawaban tersebut tidak didukung oleh bukti-bukti yang cukup dan memadai.
“(Temuan BPK) sudah kami laksanakan sepenuhnya. Kami koreksi, tegur, berikan sanksi, dan kembalikan ke negara,” tegasnya.
“Kami juga terus menyempurnakan dan memastikan pelaksanaan kegiatan kami pada tahun 2024 sejalan dengan rekomendasi BPK dan peraturan perundang-undangan,” tutup Arif.
(skt/sfr)