Jakarta, CNN Indonesia —
Presiden Korea Selatan Yoon Seok-yeol mengumumkan keadaan darurat militer pada Selasa (12 Maret) malam waktu setempat.
Dalam pidatonya di televisi, Yoon mengatakan tindakan tersebut diperlukan untuk melindungi Korea Selatan dari “kekuatan komunis”.
Darurat militer diberlakukan di Korea Selatan untuk pertama kalinya sejak tahun 1980an di tengah meningkatnya ketegangan politik dengan Korea Utara dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, Yun dikabarkan resmi mencabut darurat militer di Korea Selatan pada Rabu (12 April) setelah diberlakukan kurang dari 12 jam. Apa itu darurat militer?
Keadaan darurat militer adalah suatu bentuk pemerintahan sementara yang dilaksanakan oleh otoritas militer pada saat keadaan darurat nasional.
Pasal 77 konstitusi Korea Selatan menjelaskan bahwa presiden dapat menetapkan status tersebut selama keadaan darurat untuk mengatasi ancaman masa perang dan melindungi warga negara.
“[Darurat militer] diperlukan untuk memenuhi kebutuhan militer atau menjaga keamanan dan ketertiban publik dengan memobilisasi kekuatan militer selama perang, konflik bersenjata atau keadaan darurat serupa,” bunyi Pasal 77 konstitusi Korea Selatan, menurut ABC.
Darurat militer bukanlah hal baru di Korea Selatan. Sebab, sebelum kejadian sekarang, Negeri Ginseng itu juga sudah menyatakan keadaan darurat.
Darurat militer pertama yang diumumkan oleh Korea Selatan adalah pada tahun 1948 di bawah pemerintahan Syngman Lee. Kemudian dia mengumumkan darurat militer untuk melawan kekuatan komunis Korea Utara.
Penetapan status militer Korea Selatan terakhir sebelum yang sekarang adalah pada bulan Desember 1979.
Penetapan darurat militer bermula dari peristiwa bersejarah yang terjadi pada bulan Oktober 1979. Kemudian pemimpin diktator Korea Selatan, Park Jong-hee, dibunuh oleh kepala intelijennya.
Peristiwa berdarah ini membuat Korea Selatan merasakan kekosongan kepemimpinan sehingga menimbulkan kekacauan di mana-mana. Banyak masyarakat yang berdemonstrasi atas kematian Pak di tangan rakyatnya sendiri.
Dua bulan setelah kematian Park, pada bulan Desember 1979, Jenderal Angkatan Darat Korea Selatan Chun Do-hwan mengambil alih pemerintahan Korea Selatan dan mengumumkan darurat militer. Hal itu dilakukan untuk mengisi kekosongan kepemimpinan yang terjadi di Korea Selatan. (gas/DNA)