Jakarta, CNN Indonesia –
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat tiga kali erupsi atau erupsi Gunung Marapi di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) pada Minggu pagi.
Kepala Gunung Marapi, Sumbar, Teguh mengatakan, letusan pertama terjadi pada pukul 07.00 WIB dengan gumpalan abu sekitar 1.000 meter di atas puncak gunung tersebut.
Gumpalan abu letusan ditemukan berwarna abu-abu dengan arah kuat ke arah barat laut. Ledakan tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo 27 milimeter dan durasi kurang lebih 2 menit 11 detik.
PVMBG kemudian mencatat letusan kedua pada pukul 07.36 WIB dengan kepulan abu sekitar 800 meter di atas puncak. Ledakan tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo 3,6 milimeter dan durasi kurang lebih 1 menit 10 detik.
Ledakan ketiga yang terjadi pada pukul 09.56 WIB menimbulkan gumpalan abu setinggi 2.000 meter. Kolom abu kuat berorientasi ke arah barat laut. Ledakan tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo 1,8 milimeter dan durasi 59 detik.
Teguh mengatakan, Gunung Marapi kini berada pada level II (Waspada). PVMBG telah mengeluarkan beberapa rekomendasi, antara lain meminta masyarakat, pendaki, atau pengunjung untuk tidak masuk atau melakukan aktivitas dalam jarak tiga kilometer dari kawah (kawah Verbeek) Gunung Marapi.
Selain itu, PVMBG juga mengimbau masyarakat yang bermukim di sekitar lembah, aliran sungai atau sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi untuk selalu mewaspadai bahaya lahar yang mungkin terjadi, terutama pada musim hujan.
Jika abu turun, masyarakat diimbau menggunakan masker untuk menutupi hidung dan mulut guna menghindari gangguan pernafasan serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit. Selain itu, warga juga diimbau untuk mendapatkan air bersih, termasuk membersihkan atap rumah dengan abu vulkanik agar tidak roboh.
PVMBG mengingatkan masyarakat dan pengunjung untuk tidak melakukan aktivitas dalam jarak tiga kilometer dari lokasi ledakan, ujarnya.
(ned/Antara/is)