Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trengono mengatakan pemerintah akan mengembangkan pilot project produksi agar Indonesia terhindar dari jebakan impor garam.
Program tersebut diperkirakan membutuhkan anggaran sebesar Rp2 triliun dan akan dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
“Kita usulkan, tapi kemudian dialihkan ke BUMN. Kita usulkan minimal Rp 2 triliun,” ujarnya di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kamis (28/11).
Pemerintah, lanjut Trigono, telah mengidentifikasi daerah penghasil garam terbaik. Salah satunya di Nusa Tenggara Timur (NTT). Ia mengatakan, NTT memiliki ketersediaan garam natrium klorida atau NaCl yang cukup untuk kebutuhan garam industri.
Garam industri dikatakan mengandung setidaknya 97% NaCl. Sedangkan garam yang diproduksi di NTT lebih dari 97% NACL.
“Hulu itu yang paling penting bagi kami di KKP, jadi kalau hulunya tinggi, saya yakin industri di hilirnya bisa kami tangani,” imbuhnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hassan mengatakan impor garam meja akan dilarang pada tahun 2025. Hal ini akan memastikan Indonesia bisa swasembada garam meja mulai tahun depan.
Ia mengatakan, ketentuan tersebut akan diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 126 Tahun 2022 (Perpres) tentang percepatan pembangunan perekonomian nasional.
“Tahun depan kita tidak boleh mengimpor garam untuk konsumsi. Itu diatur dalam Perpres 126. Jadi tanggung jawabnya besar,” ujarnya.
Pemerintah juga akan melarang impor garam industri mulai tahun 2027, tidak hanya untuk konsumsi. Dia mengingatkan Menteri KPK Sakti Waheo Triguno untuk memastikan Indonesia tidak mengimpor garam lagi.
“Kementerian Kelautan dan Perikanan dua tahun lagi akan bertanggung jawab atas garam industri yang mampu diproduksi sendiri. Ini beban yang luar biasa,” imbuhnya.
(Fby/Agustus)