JAKARTA, CNN Indonesia —
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta Intel berinvestasi membangun industri semikonduktor Indonesia.
Tantangan tersebut disampaikan Eric usai menerima kunjungan delegasi sipil AS di gedung Kementerian BUMN di Jakarta, Kamis (5/12).
Erick mengatakan Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri semikonduktor berkat ketersediaan bahan baku lokal berupa selenium yang diproduksi oleh PT Freeport Indonesia.
Dia mengatakan, bahan baku tersebut akan mulai diproduksi melalui kilang di smelter Manyar Gresik pada September 2025.
“Ternyata ada selenium, dan menurut saya itu bagian penting dari perundingan tersebut. Ini membuka peluang bagi perkembangan industri semikonduktor Indonesia,” kata Erick.
Saat ini Intel diketahui menjalin kerja sama dengan Himpunan Bank Negara (Himbara) secara B2B. Namun Erick mendorong para pembuat chip AS untuk melangkah lebih jauh dengan membangun infrastruktur untuk industri semikonduktor di Indonesia.
Ia menegaskan, “Yang saya tantang, jika memungkinkan, pengembangan semikonduktor harus dilakukan di Indonesia, bukan di negara lain.”
Erick pun memadukan tantangan tersebut dengan arahan Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang yang sebelumnya menekankan pentingnya investasi nyata produsen global Indonesia.
Ia menambahkan, “Sekali lagi, karena tekanan dari Presiden Prabowo dan Menteri Perdagangan, Perindustrian, dan Energi, berbagai item disampaikan terkait penjualan merek ponsel tersebut, namun tidak ada investasi yang dilakukan.”
Erick menambahkan, Smelter Manyar Gresik juga akan menghasilkan produk olahan yang mampu menyediakan selenium untuk memenuhi kebutuhan produsen chip, termasuk Intel.
“Kami menyarankan agar Intel dan perusahaan semikonduktor AS lainnya berbicara dengan Menteri Investasi dan Hilirisasi atau Kepala BKPM,” tutupnya, seraya menambahkan, “Indonesia sudah memiliki selenium, bahan baku komponen semikonduktor.”
(Lau/Prancis)