Jakarta, CNN Indonesia –
Iran berencana mengirim rudal dan drone ke Suriah, dan berencana menambah jumlah penasihat militer untuk mendukung rezim Presiden Bashar al-Assad.
Presiden Suriah Assad kini berada di bawah tekanan yang semakin besar akibat serangan kelompok pemberontak di Suriah utara dan selatan. Bahkan disebut-sebut sudah mendekati ibu kota Damaskus.
Teheran mengirimkan peralatan militer ke Suriah Seorang pejabat senior Iran mengatakan kepada Reuters bahwa rudal dan drone perlu dikirim.
Teheran telah mengambil semua langkah yang diperlukan untuk meningkatkan jumlah penasihat militernya di Suriah dan mengirim pasukan. Dia mengatakan Teheran kini memberikan dukungan intelijen dan satelit ke Suriah.
Bagi Iran, Assad juga merupakan mitra penting dalam “kutub” melawan Israel dan pengaruh AS di Timur Tengah.
Selain Iran, Rusia juga memberikan dukungan militer dan ekonomi kepada rezim Assad.
“Iran dan Suriah bersatu dalam mencegah pemberontak mencapai kota-kota penting, dan Suriah tidak meminta pasukan darat dari Iran,” kata pejabat itu.
Dia mengatakan keputusannya adalah Suriah dan Rusia akan meningkatkan serangan udara terhadap kelompok pemberontak.
Di saat yang sama, Iran juga mengatakan telah meminta Turki untuk tidak memihak AS dan Israel. Iran juga percaya bahwa Israel dan AS akan bekerja sama dengan Israel untuk mencegah sekutu Iran di Timur Tengah kembali berkuasa.
Pasukan oposisi Suriah sebelumnya menyatakan mereka telah merebut kota Daraa di barat daya Suriah pada Jumat (6/12). Artinya rombongan semakin dekat dengan ibu kota Damaskus.
“Pasukan kami memegang kendali penuh atas seluruh kota Daraa, menduduki wilayah pemukiman dan melindungi kantor-kantor industri dan pemerintahan,” kata kelompok oposisi Selatan, yang dikenal sebagai Operation Rooms, kepada CNN.
Di sinilah pemberontakan Suriah dimulai pada tahun 2011. Kementerian Pertahanan Suriah tidak membenarkan atau membantah klaim kelompok pemberontak tersebut.
Kemarin, pemberontak di Suriah selatan kembali menguasai perbatasan Suriah-Yordania setelah melakukan serangan baru. Perlintasan perbatasan Nassib adalah ujung selatan jalan raya M5, yang melintasi kota dari Aleppo di utara.
Sementara itu, pemberontak di utara, setelah merebut Aleppo pekan lalu, bergerak ke selatan dan merebut kota Hama pada Kamis (5/12) lalu.
Dalam wawancara dengan CNN, komandan HTS Abu Mohammad al-Jolani mengatakan tujuan koalisi pemberontak Suriah adalah merebut dua kota besar dari kendali pemerintah dalam waktu seminggu dan pada akhirnya menggulingkan rezim Assad. Tahun demi tahun.
“Ketika kita berbicara mengenai tujuan, tujuan revolusi adalah untuk menggulingkan pemerintahan ini. Ini adalah kesempatan untuk menggunakan segala cara yang ada untuk mencapai tujuan tersebut,” kata Jolani.
(DNA/DNA)