Jakarta, CNN Indonesia —
Calon Pimpinan (Capim) KPK Poengky Indarti mengkritisi kekalahan KPK dalam praperadilan mantan Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) Sahbirin Noor alias Monni Birin di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Poenki menilai kekalahan KPK merupakan aib. Menurutnya, jika lembaga antirasuah melakukan pembelaan dengan baik maka akan membawa hasil yang baik.
Soal pertanyaan apakah Gubernur Kalimantan Selatan bisa independen, KPK sudah kehilangan prasangka. Saya kira sangat memalukan, kata Poenki saat proses kelayakan dan kepatutan di Komisi III DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Senin ( 18). /11).
Poenki mengatakan, kekalahan KPK patut dikaji agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Kekalahan ini menunjukkan KPK lemah dalam kontrol hukum atas persoalan tersebut.
Makanya masuk akal kalau ada masalah kontrol hukum. Lalu upaya formalnya juga salah, itu tidak boleh terjadi, ujarnya.
Poenki Indarti menjabat anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) selama dua periode, 2016-2020 dan 2020-2024.
Wanita yang juga seorang pengacara ini memulai karirnya di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya pada tahun 1993 hingga 2000 dengan menjabat sebagai Wakil Direktur Operasional.
Saat ini, Poengky merupakan satu dari 10 nama pimpinan utama KPK yang menjalani pemeriksaan kelayakan dan kepatutan di Komisi III DPR. Uji kelayakan dan kepatutan calon Ketua KPK dan calon orang dewasa akan digelar selama empat hari ke depan oleh Komisi III DPR Kamis, 21 November di Marathon.
Sebanyak 20 nama akan melalui proses ini, 10/10 calon KPK dan 10 calon KPK dewasa.
Komisi III DPR akan menetapkan lima di antara keduanya. Mereka akan dipilih dan dilantik untuk menggantikan masa jabatan KPK yang berakhir Desember mendatang.
“Sampai Kamis malam ini, insya Allah kami akan seperti ini setiap hari hingga pukul 21.00 dini hari,” kata Habib, Senin (18/11) di Kompleks Parlemen, Jakarta. (melalui/wanita)