Jakarta, CNN Indonesia –
Brian Thompson, CEO UnitedHealthcare, ditembak mati oleh orang tak dikenal pada Rabu (4 Desember) di Midtown Manhattan, New York, AS.
Juru bicara Departemen Kepolisian New York Jessica Tisch mengatakan pria itu dibunuh saat dia berjalan menuju Hotel Hilton Midtown, tempat konferensi investor tahunan AS diadakan.
Polisi yakin penembakan Thompson adalah pembunuhan berencana. Belum diketahui penyebab penembakan karena pelaku masih hilang.
Pejabat di UnitedHealth Group, perusahaan induk UnitedHealthcare, dilaporkan baru-baru ini menerima ancaman teroris.
Profil Brian Thompson
Brian Thompson adalah CEO UnitedHealthcare dan telah bekerja untuk perusahaan asuransi kesehatan terbesar di Amerika selama lebih dari 20 tahun.
Mulai tahun 2021, ketika ia mencapai usia emasnya, ia akan menjadi ketua departemen asuransi. Divisi asuransi perusahaan melaporkan pendapatan sebesar $281 miliar tahun lalu.
Selama masa jabatan Thompson sebagai CEO UnitedHealthcare, keuntungan perusahaan telah berkembang pesat, dengan penjualan diperkirakan mencapai $16 miliar pada tahun 2023, naik dari $12 miliar pada tahun 2021.
Bisnis inti perusahaan, paket asuransi swasta Medicare Advantage, mengalami pertumbuhan yang signifikan. Ini adalah program asuransi untuk manula berusia 65 tahun ke atas yang menerima dana federal.
Tahun lalu, Thompson juga menerima insentif sebesar $10,2 juta, yang terdiri dari gaji pokok sebesar $1 juta serta bonus tunai dan saham.
Menurut Steve Nelson, presiden Aetna dan mantan CEO UnitedHealthcare, Thompson adalah orang terpintar di perusahaan. Dia bekerja dengannya selama 10 tahun dan mengakui kecerdasan Thompson pada karyawannya.
“Dia mengolok-olok dirinya sendiri,” kata Nelson, menurut New York Times.
“Dia adalah pria terpintar di ruangan itu, tidak pernah mengganggu,” katanya.
Nelson mengatakan Thompson adalah orang yang dihormati oleh para analis Wall Street. Ia dikenal karena deskripsinya yang menarik tentang masa depan perusahaan.
Thompson adalah orang yang memimpin departemen yang dipertanyakan dan dikritik oleh mayoritas kongres dan regulator federal. Departemennya dituduh menolak menyetujui prosedur medis dan layanan kesehatan.
UnitedHealthcare juga berada di bawah pengawasan federal sejak perusahaan induknya menjadi korban serangan siber. Serangan itu mengungkap informasi pribadi, termasuk data kesehatan, lebih dari 100 juta orang Amerika.
UnitedHealth Group adalah pemimpin di hampir setiap bidang layanan kesehatan. Grup ini adalah salah satu perusahaan terbesar di Amerika Serikat dengan penjualan $372 miliar pada tahun lalu.
Namun, ukuran dan cakupannya kini telah menarik perhatian Departemen Kehakiman, yang saat ini sedang menyelidiki apakah perusahaan tersebut terlibat dalam perilaku anti-persaingan.
UnitedHealth Group baru-baru ini mengusulkan untuk mengakuisisi sebuah perusahaan perawatan rumah besar, yang dikritik oleh Departemen Kehakiman karena dianggap anti persaingan.
Pada tahun 2023, UnitedHealth Group akan menolak klaim asuransi untuk lansia berdasarkan kecerdasan buatan (AI).
Keluarga dari dua almarhum penerima manfaat UnitedHealth kini menggugat perusahaan tersebut, dengan mengatakan bahwa perusahaan tersebut sengaja menggunakan algoritma kecerdasan buatan yang cacat untuk menolak perawatan pasien.
Beberapa orang di media sosial juga mengaitkan masalah asuransi ini dengan kematian Thompson.
Mengenai pembunuhan Thompson, Aetna Nelson tidak akan mengajukan pertanyaan apa pun. Namun ia mencatat bahwa pejabat perusahaan asuransi sering menjadi sasaran rasa frustrasi dari orang-orang yang mempunyai masalah dengan sistem layanan kesehatan. (blq/baca)